Karena seorang dokter spesialis penyakit dalam, aku sangat kenal sesuatu yang disembunyikan Masnan dan istrinya.
Mereka langsung tertunduk lesu. Masnan menepuk-nepuk punggang tanganku. "Kuharap ini menjadi rahasia kita, Bang. Karena kau telah menemukan obat itu, terpaksa aku berterus terang. Kurang lebih tiga tahun lalu, aku divonis dokter mengidap penyakit jantung. Dan jantungku sudah memiliki lima cincin. Aku juga beberapi mengalami serangan jantung. Kuharap rahasia kita tetap aman."
"Aku tak habis pikir, Masnan."
"Mohon maaf. Aku tak ingin lagi menyusahkan bunda, Bang. Belasan tahun aku sudah melakukannya. Menurut dokter, sakitku adalah akibat jangka panjang terlahir sebagai bayi prematur." Masnan memelukku erat-erat. Bahuku basah oleh tangisnya. Dia tetap meyakinkanku agar tetap menjaga rahasia. Sungguh, sekarang aku tak bisa lagi berbuat apa-apa.
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H