Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencintai Ingin pada Ceruk Paling

29 Mei 2019   15:53 Diperbarui: 29 Mei 2019   15:55 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin menjadi syair, tumbuh di dada menjadi puisi, kita akan menata rima, tinggi-rendah lagu mata, dari lekuk misteri, dari kerling manja, sungguh aku maya, ingin mencinta, meski aku tahu ini hanya tipu daya, betapa amat mudah menadah cinta, ketika memberi itu berjarak dan berjangka, sungguh aku sangat mencinta.

Begitu aku majnun, tak lupa meralat ingin, karena apa yang diharap, terkadang luka yang didapat, saat menyadap duka, bersabarlah bersedekap, menunggu dan berjuang memapas ego, tapi tak akan memangkas harap.

Aku melihatmu, bukan untuk memiliki, pada cinta bisa tumbuh di mata, tapi belum bisa tumbuh di hati, biarlah menjalar pada alir alurnya, jangan bendung rasa orang, sebab akan bah dan menenggalamkan, menghanyutkan rasa itu ke muara entah, tak berwajah. Di ceruk ini, paling ingin memiliki, paling susah diselami.

Ujungceruk052019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun