Aku ingin menjadi syair, tumbuh di dada menjadi puisi, kita akan menata rima, tinggi-rendah lagu mata, dari lekuk misteri, dari kerling manja, sungguh aku maya, ingin mencinta, meski aku tahu ini hanya tipu daya, betapa amat mudah menadah cinta, ketika memberi itu berjarak dan berjangka, sungguh aku sangat mencinta.
Begitu aku majnun, tak lupa meralat ingin, karena apa yang diharap, terkadang luka yang didapat, saat menyadap duka, bersabarlah bersedekap, menunggu dan berjuang memapas ego, tapi tak akan memangkas harap.
Aku melihatmu, bukan untuk memiliki, pada cinta bisa tumbuh di mata, tapi belum bisa tumbuh di hati, biarlah menjalar pada alir alurnya, jangan bendung rasa orang, sebab akan bah dan menenggalamkan, menghanyutkan rasa itu ke muara entah, tak berwajah. Di ceruk ini, paling ingin memiliki, paling susah diselami.
Ujungceruk052019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H