Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Tetap Bugar Ketika Ramadan

7 Mei 2019   21:46 Diperbarui: 7 Mei 2019   22:16 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tujuan berpuasa adalah saatnya menyehatkan diri. Kegiatan ini ibarat overhaul alias shutdown alias turun mesin. Sudah terlalu capek tubuh kita bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, hingga mencapai 11 bulan.

Begitu banyak sampah  di tubuh kita, seperti kolesterol, gula jahat, dan toksin. Pun perkerasan segala pembuluh, penuaan sel-sel, yang membuat jejaring tidak lentur.  Ibarat es, harus retak dulu biar bisa  dimasukkan ke dalam sesuatu. Beda selama masih berbentuk air, dia akan mudah bersosialisasi dengan tempatan.

Jadi, agak lucu, bila di awal-awal Ramadan, kita melempem ibarat kerupuk kesirem air. Ke mana-mana maunya leyeh-leyeh. Mata menjadi lima watt, semangat kerja hanya dua watt. Padahal mau Ramadan atau tidak mobilitas tetap mesti tinggi.

Sebenarnya lesu pada saat Ramadan, mutlak karena kita tak dapat menata gaya hidup atau gaya makan. Terutama asupan saat buka dan sahur. Bagaimana menyiasati gaya makan agar tak berimbas hilang energi? Alih-alih menyehatkan, Ramadan terasa bagai ganjalan.

Pertama, menyiasati saat berbuka. Selalu biasakan berbuka dengan yang manis-manis. Manis-manis di sini bukan manis buatan seperti sirop dan semcamnya. Melainkan manis alami yang menyehatkan seperti kurma. Manis alami ini juga harus dipilah-pilah. Hindari manis alami yang membuat perut kembung seperti pisang, membuat lambung masam seperti jeruk atau mangga. Jadi, agar aman pilihlah kurma yang tak hanya ramah, juga cepat mendongkrak stamina, sekaligus menstimulus rasa kenyang.

Sediakan pula air putih hangat agar tubuh lebih lancar membuang sampah hasil bersih-bersih menjadi urine. Jauhkan minuman dingin, meski hanya air putih, apalagi sudah berupa es sirop. 

Tubuh kita ibarat mesin yang dingin karena tidak beroperasi pada siang hari Ramadan. Maka jika disiram dengan air dingin, bisa-bisa tubuh ngejim. Hasil ngejim tak hanya dituai setelah berbuka, efeknya tetap terasa pada puasa esok hari.

Setelah mengasup kurma dan minum air hangat, rehatlah sejenak. Rehat di sini maksudnya shalat maghrib, agar lambung bisa beradaptasi karena waktu beroperasi sudah tiba. Setelah itu baru boleh mulai makan berat dan segala yang berbau dingin. Tapi, harus diingat, jika maniak sambal, pemakaiannya diminimalizir agar perut tak panas. Makan juga jangan sampai kekenyangan

Kedua, menyiasati sahur. Agar tak lesu pada saat puasa besok hari, biasakan mengakhirkan sahur, sehingga perut tidak terlalu lama kosong. Kalau bisa, yang namanya sambal tidak masuk dalam menu sahur. Jika tanpa sambal sahur menjadi tak berwarna, kata orang sandulit saja sambalnya. 

Bagusnya makan sahur perbanyak yang berkuah seperti sop-sopan. Selain akan banyak memberi asupan air, juga akan menambah selera sahur karena pengaruh dingin dan mengantuk.

Ketiga, kelola tidur. Salah satu cara agar tetap bugar saat puasa, adalah bijak mengelola tidur. Tidurlah sebentar setelah dzuhur, karena itu akan menstimulus kerja. Pengalaman saya, meskipun bukan bulan puasa, di perusahaan-perusaahaan bule kerapkali menerapkan istirahat dua jam. Hal itu untuk memberikan kesempatan karyawan tidur  Setelah tidur, semangat karyawan kembali seperti jam 7 pagi.

Tidur sebentar di siang hari bisa mengembalikan semangat yang kendor. Jangan pula sebentar-sebentar tidur, sebentar-sebentar tidur. 

Mengenai tidur saat bulan puasa ini, ada beberapa waktu tidur yang semestinya dihindari.  Jangan tidur setelah berbuka. Lebih baik usai berbuka dilanjutkan dengan shalat isya, sekaligus shalat tarawih. Setiap selesai makan harusnya tubuh bergerak. Jangan mager.

Dengan rajin bergerak setelah makan, maka otomatis proses peleburan makanan setelah berbuka, akan lebih cepat. Begitu pula usai sahur, usahakan tidak tidur lagi hingga beraktivitas esok hari, akan membuat tubuh lebih bugar. Apabila masih tidur-tiduran usai sahur, maka perasaan panas di kerongkongan, akan menimbulkan ketidaknyamanan, karena ketika kita berbaring, makanan naik ke kerongkongan.

Keempat, kelola niat. Niat adalah faktor utama yang membuat orang berpuasa tetap bugar.  Seorang yang sakit maag, ketika niatnya tulus berpuasa, dia bisa melaksanakan puasa sebulan penuh. Bahkan tak jarang sakit maag yang diderita, sembuh setelah berpuasa. Ketika tidak ada niat berpuasa, biar pun didoping obat stamina, tetap saja tubuh letoy. Seperti halnya menulis, kendati ide ibarat hujan, namun bila tidak ada niat menuliskannya, tetap saja layar gadget kosong-melompong.

Oke, selamat menjalankan puasa Ramadan. Semoga tubuh kamu tetap bugar. Aamiin.

-----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun