Sebentar saja mereka sudah siap seperti tentara hendak membidikkan senapannya. Pertama sekali, Aldi yang membidik anak kambing. Anak kambing itu kena, namun hanya mengembik halus. Menyusul Deden. Peluru buah tekokak tak berhasil mengenai sasarannya. Giliran Hendri, langsung menembakkan peluru plastik dua kali. Dia membidik kambing yang paling besar dan paling panjang tanduknya.Â
Kambing itu kesakitan. Dia mengembik-embik sambil mencoba memutuskan tali yang mengikat lehernya.Â
"Nah, kambing itu lepas. Hahaha!" Ketika anak nakal ini melompat-lompat sambil bertepuk tangan.
Kambing itu mendongak. Deden, Aldi dan Hendri berpikir, kambing itu akan berlari ke arah perumahan. Ternyata kambing itu menatap mereka dengan marah. Setelah mengangkat kedua kaki depannya tinggi-tinggi, kambing itu menyeruduk mereka.
"Tolong! Tolong! Tolong!" Ketiga anak nakal ini berlari tunggang-langang. Beruntunglah Kak Usor dan beberapa warga berhasil menangkap dan menenangkan kambing itu. Ketiga anak nakal ini telah merasakan perbuatannya. Mereka tercebur ke dalam got. Upah bagi anak-anak nakal.
---sekian---
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H