"Pe-pe-perempuan ini yang mengantarkanku ke mari. Anak ibu, ya?" tanyaku saat mereka duduk di sofa.
"Perempuan yang mana? Ah, anda ini mengada-ada saja. Anak-anak kami semua sudah berkeluarga dan tinggal di kampung tetangga. Anda pak polisi yang hendak bertugas di sini, ya?" Ibu setengah baya itu seolah tak melihat perempuan yang duduk di sebelahnya. Hampir saja aku pingsan saking takutnya. Aku tak lagi sanggup mau berkata apa-apa. Tapi, tawa yang keras dari dua perempuan itu membuatku tersadar. Perempuan berjaket hitam mendongakkan kepalanya.Â
"Hahaha, takut, kan!" kata perempuan itu membuatku terbangun dari rasa takut.
"Kau-kau Palupu, ya?"
"Iya, dia Palupi," jawab si ibu setengah baya sambil memegangi perutnya menahan tawa. Ternyata mereka semua telah mengerjaiku. Mulai dari pemilik warung tadi hingga si ibu setengah baya dan Palupi,.
"Polisi itu ada rasa takut juga, ya? Ini adalah salam selamat datang di tempat tugas baru. Hahaha." Palupi tak henti-hentinya tertawa.
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H