"Berbeda kenapa? Ya, memang berbeda sih! Kakek laki-laki, dan mama kalian perempuan." Habib terkekeh.Â
"Bukan, Kek! Mama orangnya suka marah. Kalau kami bertanya sesuatu, mama selalu cuek. Berbeda dengan kakek. Kakek ramah, dan tak pernah marah kalau menyuruh atau melarang kami melakukan sesuatu. Kakek juga senang mendongeng."
"Iya! Amin ingin sekali-sekali didongengi mama. Tapi tak pernah ya, Kak!" ucap Amin mengeluh.
"Sudah! Sudah! Tak baik membicarakan mama sendiri. Sekarang kakek akan mendongeng lagi. Tadi malam cerita si Kancil sudah sampai di mana?"
Aku mundur teratur. Kurasakan dada ini gemetar. Begitukah tanggapan anak-anak terhadapku? Apakah aku terlalu keras mendidik mereka? Aku langsung merebahkan tubuh di sebelah Rudi. Kupejamkan mata, namun lelap tak kunjung tiba. Pikiranku kacau. Setelah menghela napas panjang, lalu berniat merubah cara mendidik anak-anak, kurasakan dada ini plong. Aku tertidur seketika, dengan mungkin menyisakan sesungging senyum di ujung bibir.
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H