Ketika istri Om Arnal meninggal dunia, dia tak menunjukkan batang hidungnya. Hanya ada karangan bunga bertuliskan namanya terpajang di ruang depan rumah Om Arnal. Aldi benar-benar telah melupakan sanak-saudara. Bahkan kala aku dengan rasa malu teramat sangat, meminjam uang via sms kepadanya, dia hanya membalas; yang sabar saja, aku lagi butuh uang juga.
Setahun lebih tak lagi bersua Aldi, hingga suatu hari aku mendapat kabar kalau dia sedang dirawat di ICCU sebuah rumah sakit mewah di Jakarta. Segera saja aku menelepon ibunya.
"Aldi sakit apa, Tante?"
"Komplikasi. Jantung, diabetes dan darah tinggi. Itulah, Tante sudah berulangkali mengingatkan Aldi agar jaga-jaga masalah makanan. Tapi kau tahu sendiri kan kalau dia itu hobby makan. Kau ke Jakarta saja menjengukn Aldi, ya!"
"Insya Allah, Tante!" Aku teringat Aldi. Aku teringat selera kulinernya. Aku ingat cara makannya.
---sekian---