"Ada apa ini heboh sekali?" Ayah ikut nimbrung. Ibu berbisik kepada ayah. Belakangan ayah juga mendecap-decap sambil menggaruk-garuk kepala. Ibu, Ayu dan Iin tertawa geli melihat tingkah ayah.
***
Lonceng tanda waktu istirahat berbunyi. Anak-anak SDN 121 berlarian ke luar kelas. Sebagian kecil dari mereka menuju toilet, dan sebagian besar berlari menuju kantin sekolah. Mereka merubung makanan sambil tertawa senang.
Mak Asih senang, kantin kembali ramai. Anak-anak tak lagi jajan sembarangan di luar pagar sekolah. Jajanan hasil kreasi ibu, Ayu dan Iin, memang mantap.Tidak hanya anak-anak, para guru pun suka dengan jajanan itu. Â
"Bagaimana, Mak? Dagangannya laris?" tanya Ayu dan Iin bersamaan. Mak Asih mengangguk sambil menghidangkan dua mangkok lontong. Serombongan anak mendekat. Jajanan berbentuk bulat pipih itu amat menggoda mereka.
"Ha! Sekarang kita lomba tebak-tebakan. Ayu dan Iin harus ikut. Barang siapa yang salah tebak, tangannya dicoreng memakai arang. Setuju?" Irul menatap Ayu dan Iin.
"Siapa takut! Nah, combro ini isinya apa?" Ayo mencomot jajanan itu.
"Tempe bacem!" jawab Irul.
"Abon!" Â jawab yang lain.
"Permen!" Arul tertawa terbahak-bahak.
"Baiklah, sekarang aku makan, ya! Ha, isinya hampir mendekati tebakan Arul. Ini berisi gula merah!" Ayu mencoreng tangan tiga anak itu dengan arang.