Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jajanan Mak Asih (Cernak)

7 Februari 2019   10:05 Diperbarui: 7 Februari 2019   10:22 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada apa ini heboh sekali?" Ayah ikut nimbrung. Ibu berbisik kepada ayah. Belakangan ayah juga mendecap-decap sambil menggaruk-garuk kepala. Ibu, Ayu dan Iin tertawa geli melihat tingkah ayah.

***

Lonceng tanda waktu istirahat berbunyi. Anak-anak SDN 121 berlarian ke luar kelas. Sebagian kecil dari mereka menuju toilet, dan sebagian besar berlari menuju kantin sekolah. Mereka merubung makanan sambil tertawa senang.

Mak Asih senang, kantin kembali ramai. Anak-anak tak lagi jajan sembarangan di luar pagar sekolah. Jajanan hasil kreasi ibu, Ayu dan Iin, memang mantap.Tidak hanya anak-anak, para guru pun suka dengan jajanan itu.  

"Bagaimana, Mak? Dagangannya laris?" tanya Ayu dan Iin bersamaan. Mak Asih mengangguk sambil menghidangkan dua mangkok lontong. Serombongan anak mendekat. Jajanan berbentuk bulat pipih itu amat menggoda mereka.

"Ha! Sekarang kita lomba tebak-tebakan. Ayu dan Iin harus ikut. Barang siapa yang salah tebak, tangannya dicoreng memakai arang. Setuju?" Irul menatap Ayu dan Iin.

"Siapa takut! Nah, combro ini isinya apa?" Ayo mencomot jajanan itu.

"Tempe bacem!" jawab Irul.

"Abon!"  jawab yang lain.

"Permen!" Arul tertawa terbahak-bahak.

"Baiklah, sekarang aku makan, ya! Ha, isinya hampir mendekati tebakan Arul. Ini berisi gula merah!" Ayu mencoreng tangan tiga anak itu dengan arang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun