Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mirna, Laila, dan Prambudi

28 Januari 2019   14:20 Diperbarui: 28 Januari 2019   15:15 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ref. Foto : pixabay

Seketika aku tersentak. Tapi kuanggap dia hanya membuat lelucon. "Sudahlah, Mas jangan melucu. Aku mau pulang nih!"

"Aku Laila, Prambudi! Aku seorang gay sepertimu. Sudahlah, kita menginap semalam-dua di rumahku."

"Kau!"

"Tak usah terkejut. Ini sebenarnya sudah diatur. Mirna telah menceritakan semuanya kepadaku. Ya, tentang kebosanannya mempunyai suami sepertimu, yang meskipun kelihatan seperti lelaki normal, tapi kenyataannya tetap gay. Terbukti sampai sekarang kau tak mampu memberinya anak. Lebon hanya anak angkatmu, kan? O, ya... Dia senang telah bercerai denganmu. Sekarang dia di Jakarta. Telah menikah dengan saudari kandungku.."

"Saudari? Maksudmu?"

"Dia seorang lesbian. Kau tak tahu? Betapa bodohnya dirimu, Prambudi. Sekian tahun kau telah dibodohinya."

Aku tertunduk kecewa. Kuingat Lebon. Dia pasti kecewa memiliki orangtua berkepribadian ganda. Orang-orang psikopat. Ya, meskipun dia hanya anak angkatku dan Mirna, tapi dia telah memanggil kami dengan sebuat papa-mama.

Laila merengkuh tengkukku. "Mari kita membaca novel Psikopat ini. Aku belum kelar."

Aku tak merasa apa-apa lagi, selain melihat warna yang begitu suram. Sangat suram.

sekian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun