Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan featured

Mempertahankan Bahasa Indonesia di Tengah Kedwibahasawanan

15 Oktober 2020   20:00 Diperbarui: 21 Februari 2022   07:35 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang berbicara dengan banyak bahasa. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Peristiwa-peristiwa kebahasaan di dalam masyarakat tutur tidak pernah berhenti terhadap keanekaan dan perkembangannya. Hal tersebut dikarenakan bahasa itu sifatnya dinamis, tidaklah statis.

Setiap perkembangan bahasa, menyesuaikan majunya perkembangan zaman. Ditambah tuntutan suatu instansi tertentu yang menginginkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

Komunikasi yang baik, tidak hanya berdasarkan lancarnya kita berbicara, tetapi juga mahirnya kita dalam menguasai bahasa. Bahasa sendiri merupakan suatu kunci seseorang dapat dikatakan mampu berkomunikasi dengan baik atau tidak.

Penggunaan bahasa dimulai dari caranya bertutur, penguasaan kosakatanya, penggunaan kalimat yang efektif, dan kepercayaan diri dalam komunikasi di depan publik.

Sejak zaman sekolah dasar, kita sudah disodorkan dengan pelajaran bahasa Inggris, diajarkan dasar-dasar bahasa Inggris, tetapi tidak dengan pengenalan yang ketat terhadap pembelajaraan bahasa Indonesia. Peristiwa ini disebabkan karena kebiasaan kita yang menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang tidak perlu dipelajari lagi.

Hasilnya, munculkan banyaknya kesalahan berbahasa Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang semakin berkembangnya zaman, semakin banyak pula penguasaan bahasa asing.

Mereka lebih memahirkan bahasa asingnya daripada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memang sudah ada sejak kita lahir, tetapi tidak dengan bahasa Indonesia yang sebenarnya, yang sesuai dengan kaidah tatanan bahasa Indonesia.

Masyarakat Indonesia kini lebih bangga dan terlihat keren ketika mampu dan berbahasa asing saat berkomunikasi, daripada menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. 

Pada saat seseorang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, mereka mencibirnya dan mengatakan, "baku banget bahasa lo, kayak dosen aja. Rapi amat bahasa lo kaya karangan ilmiah" dan lain-lain banyaknya ledekan ketika bahasa Indonesia yang sesuai kaidah.

Berbeda ketika menggunakan bahasa asing yang baku, mereka akan mengatakan, "wih keren lo, jago juga bahasa Inggrisnya, wih kok hebat sih lo bisa bahasa Jerman, bahasa perancis, bahasa Rusia, dll". Ada apa dengan pola pikir masyarakat Indonesia yang sebegitunya tidak menghargai bahasanya sendiri?

Pola pikir masyarakat yang seperti ini karena terlahir dari kebiasaannya dalam berbahasa sejak dahulunya. Kurangnya didikan ketat tentang pembelajaran bahasa Indonesia.

Kenapa nilai bahasa Inggris lebih tinggi daripada bahasa Indonesia? Padahal itu bahasa sendiri. Hal ini dikarenakan rendahnya keingintahuan masyarakat tentang betapa luasnya bahasa Indonesia dan lebih indah daripada bahasa asing.

Fenomena-fenomena ini yang terjadi di masyarakat Indonesia disebut dengan kedibahasawanan atau bilingualitas. Kedibahasawanan atau bilingualitas yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan dua bahasa dalam kehidupan sehari-harinya dan dalam berkomunikasi. Peristiwa ini juga merupakan bagian dari sosiolinguistik, yaitu kebahasaan dalam masyarakat.

Selain kedwibahasawanan atau bilingualitas, ada juga kedwibahasaan atau bilingualisme. Keduanya serupa, tetapi tak sama. Kedwibahasaan atau bilingualisme ini berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa, yang dilakukan oleh seorang penutur sebagai tindak tutur bahasa kedua.

Beda keduanya apa? kedwibahasawanan mampu menggunakan atau menguasai dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa asing, sedangkan kedwibahasaan penggunaan dua bahasa, yaitu antara penggunaan bahasa ibu (B1) dengan penggunaan bahasa kedua (B2). Contoh untuk kedwibahasaan, seseorang terlahir sebagai orang Sunda. Maka, bahasa pertamanya/bahasa ibunya bahasa Sunda dan bahasa keduanya adalah bahasa yang ia pelajari setelah bahasa pertama.

Apabila seseorang mempelajari bahasa keduanya bahasa Indonesia. Maka, bahasa keduanya bahasa Indonesia. Itulah kedwibahasaan. Sedangkan seseorang tersebut menguasai bahasa asing, sebagai lanjutan bahasanya, dan mahir dalam berbahasa asing, inilah kedwibahasawanan. Keduanya mirip dan hampir sulit dibedakan, tetapi tidaklah sama.

Fenomena kedwibahasawanan atau bilingualitas ini, semakin tumbuh banyak di masyarakat Indonesia, dengan membanggakan diri dan lebih menguasai bahasa asing daripada bahasa Indonesia. Lalu, langkah apa yang dapat kita lakukan dalam mempertahankan bahasa Indonesia, agar tidak tergerus dengan pengutamaannya bahasa asing?

Hal utama yang dapat kita lakukan bersama dalam mempertahankan bahasa Indonesia adalah selalu menggunakan bahasa Indonesia. Bagaimana dengan bahasa Indonesia saya yang masih berantakan, tidak sesuai kaidah? 

Tidaklah masalah, seiring berjalannya waktu sambil terus mempelajari bahasa Indonesia, yang terpenting selalu mengutamakan bahasa Indonesia di negara Indonesia.

Mulai dari kita selalu menggunakan bahasa Indonesia, walaupun tidaklah sempurna, setidaknya kalian berjuang mempertahankan bahasa Indonesia dengan selalu menggunakan bahasa Indonesia. Selalu menggunakan bahasa Indonesia adalah bentuk dari pengutamaan penggunaan bahasa Indonesia, sehingga tidak ada ruang bahasa asing untuk menjadi pengutamaan bahasa.

Selanjutnya, setelah kita selalu menggunakan bahasa Indonesia sebagai prioritas berbahasa, mulailah sedikit-sedikit mempelajari bahasa Indonesia, tumbuhkanlah rasa keingintahuan akan keindahan bahasa Indonesia. Belajar bahasa Indonesia tidak hanya di sekolah, tetapi banyak ruang buat kalian untuk mempelajari bahasa Indonesia.

Berikutnya hindari setiap kali kalian ingin menggunakan bahasa asing. Hal ini sering sekali terjadi dan banyak digunakan pada penulisan takarir atau keterangan di akun sosial media kalian, atau sering di kenal dengan caption.

Gunakanlah padanan-padanan asing dengan bahasa Indonesia, setelah semua itu kita lakukan, kita dapat mempertahankan bahasa Indonesia di tengah kedwibahasawanan bahasa asing. Ayo, bergerak mempertahankan bahasa Indonesia, kalau bukan dari diri kalian, siapa lagi? Kalianlah penerus bangsa.

Selalu "Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing". Kuasai bahasa asing, bukan berarti mengutamakan bahasa asing.

Semoga bermanfaat.

Belajar bahasa Indonesia itu mudah.

Salam bahasa, salam pendidikan, salam literasi. Mari sama-sama pertahankan bahasa Indonesia, menuju bulan bahasa.

Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun