Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ingin Memakai Gabungan Kata? Ketahui Dahulu Ini, 3 Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata

6 September 2020   23:53 Diperbarui: 6 September 2020   23:42 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar dan melihat mengenai "gabungan kata" yang kita ketahui adalah gabungan kata seperti acap kali, air aki, akad nikah, dan lain-lain yang menggabungkan dua unsur kata yang berbeda. Namun, gabungan kata yang dimaksud ini adalah gabungan kata dan kata dalam bentuk yang mana, di mana, daripada.

Ketiga gabungan kata tersebut, sering kali mengalami kesalahan penggunaan di masyarakat. Maka dari itu, akan saya beri sedikit penjelasan mengenai gabungan kata dalam bentuk yang mana, di mana, daripada.

Kita sering menggunakaan ketiga gabungan kata tersebut, tetapi tidak tahu, apakah ini tepat atau tidak kalau digunakan dengan menyatukan unsur pengikutnya. Simaklah ketiga kesalahan gabungan kata berikut ini.

Pertama, kesalahan penggunaan kata "yang mana"

Coba kalian perhatikan Contoh pada kalimat berikut ini.

"Selanjutnya kita akan mendengarkan pidato yang mana akan disampaikan oleh bapak kepala sekolah

Apa ada yang salah dengan kalimat di atas? Apabila kalian perhatikan, pemakaian kata yang mana dalam kalimat tersebut tidaklah tepat, karena akan terjadi mubazir kata atau pelewahan kata. Sehingga berujung menjadi kalimat tidak efektif.

Jadi, kata "mana" dalam kalimat tersebut tidak perlu digunakan lagi. Coba saja kalian perhatikan baik-baik, apabila kata "mana" dihilangkan atau tidak perlu kalian baca, maka bentuk kalimatnya akan menjadi efektif saat dibaca. Sehingga akan menjadi seperti kalomat berikut ini.

"Selanjutnya kita akan mendengarkan pidato yang akan disampaikan oleh bapak kepala sekolah"

Setelah melihat kalimat perbaikan di atas dengan menghilangkan kata "mana". Maka, akan berubah menjadi bentuk kalimat efektif. Jadi, kata "mana" tidak perlu lagi kalian gunakan, karena akan menjadikan ketidakefektifan dalam sebuah kalimat.

Selanjutnya, bentuk gabungan kata "yang mana" dipakai dalam kalimat tanya yang mengandung pilihan, maupun dalam bentuk pertanyaan retoris, seperti contoh berikut ini.

(1) Kamu mau pilih baju yang mana?

(2) Model bajumu sama dengan punyaku, jadi bingung bedakan yang mana bajumu, yang mana bajuku.

Sudah bisa dipahami dan dapat membedakaannya untuk menggunakan gabungan kata "yang mana"?

Jadi, gabungan kata "yang mana" bisa kalian gunakan untuk kalimat "yang mana pacarmu?" Kepada temanmu yang memiliki banyak teman wanita.

Kedua, kesalahan pemakaian kata "di mana"

Kata "di mana" ini sangat vital sekali mengalami kesalahan. Kesalahan yang nyata dan sering terjadi aja adalah kedilemaan penempatan kata "di" yang disambung atau pisah, sebelumnya sudah saya bahas mengenai kata "di disambung dan di dipisah" tinggal kalian klik saja kalimatnya.

Kali yang dibahas bukan mengenai kata "di"-nya ini, tetapi gabungan kata "di mana" dalam sebuah kalimat, yang dapat berujung pada efektif atau tidaknya sebuah kalimat. Langsung saja kalian perhatikan contih kalimat berikut ini.

"Demikian pidato dari bapak kepala sekolah di mana pidato tersebut sangat bermanfaat dan mengingatkan kita semua tentang pentingnya membaca."

Kalian telaah baik-baik. Kata "di mana" ini sering sekali membuat masalah. Perlu diingat, bukan kata "di mana" dalang dari masalah tidak efektifnya kalimat, tetapi kitanya yang tidak memperhatikan betul pemakaian kata-kata yang tepat dan efektif.

Kata "di mana" tidak boleh digunakan dalam kalimat tersebut, karena peruntukkannya salah. Fungsi kata "di mana" bukan sebagai penghubung klausa dalam kalimat. Dalam kalimat tersebut harus dipisah menjadi kalimat baru, seperti contoh berikut ini.

(a) Demikian pidato dari bapak kepala sekolah.

(b) Pidato tersebut sangat bermanfaat dan mengingatkan kita semua tentang pentingnya membaca.

Jadi, pemakaian gabungan kata "di mana" harus sesuai dengan fungsinya. Gabunga kata "di mana" dipakai untuk kata yang menanyakan tempat. Contoh pada kalimat berikut ini.

(1) Kamu tinggal di mana sekarang?

(2) Kamu meletakkan barangku di mana?

Jadi, jangan membuat kata "di mana" menjadi faktor penyebab kesalahan kalimat tidak efektif, ya.

Ketiga, kesalahan pemakaian kata "daripada"

Mari, kita lihat contoh pada kalimat berikut ini, kalian perhatikan baik-baik, seperti memperhatikan wanita impian.

"Tujuan daripada pidato yang disampaikan bapak kepala sekolah sangat bermanfaat"

Dalam kalimat tersebut tidak dapat dikatakan efektif karena mengalami mubazir kata, dan apabila kita baca ulang dengan tidak mengikutsertakan kata "pada". Maka akan menjadi bentuk kalimat efektif. Contoh perbaikan pada kalimat berikut ini.

"Tujuan dari pidato yang disampaikan bapak kepala sekolah sangatlah bermanfaat"

Setelah kalimat itu diubah, telah menjadi kalimat efektif dan enak dibaca. Gabungan kata "daripada" dipakai untuk membuat konjungsi perbandingan atau pengontrasan sesuatu terhadap yang lainnya. Seperti pada contoh berikut ini.

(1) Sepeda Amir lebih bagus daripada punya Agus.

(2) Daripada melamun, mending minum kopi.

Itulah ketiga kesalahan penggunaan atau pemakaian gabungan kata yang mana, di mana, dan daripada. Setelah kalian mengetahui ketiga kesalahan tersebut, dapat kalian hindari, sehingga tidak ada lagi terjadinya kekeliruan penulisan kalimat, yang berujung kalimat tidak efektif.

Semoga bermanfaat.

Belajar bahasa Indonesia itu Mudah

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun