Apakah kalian pernah mengalami kesulitan dan kebingungan dalam memilih kata yang tepat untuk tulisan kalian? Kita terkadang ketika menulis atau berkata di depan umum, kata-kata yang digunakan hanya itu-itu saja.
Permasalahan di atas tersebut sering kali ditemukan, terutama bagi orang-orang yang tidak memahami bahasa Indonesia secara mendalam. Dalam mempelajari bahasa Indonesia, otomatis membuat pembendaharaan kata kita terus bertambah.
Pembendaharaan kata atau disebut juga dengan kosakata adalah kumpulan kata-kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia yang telah dimuktahirkan. Setelah kita menguasai banyak kosakata, kita dapat mengimplilasikannya dalam komunikasi tulis maupun lisan, dengan memilih kata yang tepat.
Maksud memilih kata yang tepat seperti apa sih? Kalian masih bingung? Mudahnya seperti ini, pemilihan kata yang tepat harus disesuaikan dengan tema dan topik yang ingin ditulis atau dibicarakan. Contohnya kita diperintahkan untuk memimpin upacara peringatan hari Sumpah Pemuda, dengan topik pemuda penggagas Indonesia maju, lalu yang ingin kita bicarakan adalah tentang pemuda yang dapat memajukan Indonesia.
Maka dari itu, kata-kata yang digunakan atau yang dipilih haruslah tepat dan dapat diterima oleh peserta upacara. Contoh lain, kita akan melakukan lomba menulis esay tentang kesehatan, maka pemilihan kata (diksi) yang digunakan harus sesuai atau ada keterkaitannya dengan bidang kesehatan atau medis.
Baca juga : Yuk Mengenal Diksi dalam Puisi
Karena kebanyakan di saat kita mengangkat sebuah topik ke dalam tulisan atau wicara tentang tema yang telah ditentukan, kita kerap kali kebingungam dan kesulitan memilih kata yang tepat untuk pembawaan topik tersebut.
Maka dari itu, dalam tulisan ini akan membahas tentang 6 syarat ketepatan pemilihan kata (diksi) dalam tulisan dengan terus berlatih ketajaman dan ketangkasan kalian.
1. Dapat Membedakan Denotasi dan Konotasi
Kalian sudah tahu apa itu denotasi dan konotasi? Kalau sudah tahu syukur tinggal pengaplikasiannya saja. Namun, bagi yang belum mengetahuinya akan diberikan penjelasan secara singkatnya.
Denotasi menurut KBBI adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukkan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Dapat disimpulkan bahwa denotasi merupakan makna yang sebenarnya.
Sedangkan konotasi kebalikan dari denotasi yairu bagian dari pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata, atau makna yang ditambahkan pada makna denotasi. Dapat disimpulkan bahwa konotasi bukan merupakan makna yang sebenarnya, bisa berupa kiasan, bahasa cakapan, arkais atau ragam bahasa lainnya.
Maka dari itu, untuk dapat melakukan ketepatan pemilihan kata (diksi) syarat pertama ini harus dapat dikuasai atau dipahami dengan ketangkasan pikiran kita. Berikut contoh pembedaan makna denotasi dan konotasi.
(a) Bunga bangkai sangat semerbak aroma baunya.
(b) Tito pergi ke bank untuk meminjam uang, dengan bunga bank tinggi.
Sudah dapat membedakan keduanya? Keduanya sama-sama menggunakan kata bunga, tetapi makna yang ditujukan berbeda. Bunga pada poin (a)Â bermakna tumbuhan, sedangkan (b) bermakna imbalan jasa untuk penggunaan uang.
Keduanya sama-sama berlandaskan dari kata benda (nomina). Namun, kata bunga pada poin (b) dikhususkan untuk penggunaan dalam bidang ekonomi (ek)
2. Dapat Membedakan Kata-kata ang Hampir Bersinonim
Hampir bersinomin? Maksudnya seperti apa? Kata-kata yang hampir bersinonim ini kata yang bentuknya dan maknanya hampir mirip, seperti pada contoh berikut ini.
(a) Anjelo si pengubah kata sandi arsip-arsip penting dan sangat terkenal.
(b) Perhitungan yang sangat jeli dalam audit perusahaan A menjadi peubah peraturan yang mengetatkan perilaku karyawan.
Dapat mengetahui perbedaannya? Apakah keduanya sama? Tentu saja tidak, katanya hampir sama, tetapi maknanya berbeda. Pada poin (a) bermakna orang yang mengubah, dan memiliki kelas kata (nomina). Sedangkan (b) bermakna besaran yang dapat mengambil salah satu dari suatu nilai dalam himpunan tertentu, memiliki kelas kata (nomina) dan digunakan untuk bidang statistik (stat)
Baca juga : Chairil Anwar Sang Penghipnotis Diksi
3. Dapat Membedakan Kata-kata yang Hampir Mirip dalam Ejaannya.
Langsung saja saya berikan contohnya dan dapat langsung kalian bedakan kata-kata tersebut. Berikut contohnya.
(a)Â intensif - insentif
(b) korporasi - koperasi
(c)Â korupsi - kolusi
(d) interferensi - inferensi
(e) preposisi - proposisi
(f) karton - kartun
Apakah pernah mengalami kesulitan dalam penyebutannya? Kadang sering terbalik atau bingung kata-kata ini tepatnya digunakaan pada saat apa. Maka dari itu, hafalkan katanya, pahami maknanya, tinggal disatukan dengan ketangkasan kalian.
4. Dapat Memahami dengan Tepat Makna Kata-kata Abstrak
Makna kata-kata abstrak yang dimaksud dalam hal ini, bukan abstrak yang berdefinisi tidak berwujud atau tidak berbentuk, tetapi abstrak yang berdefinisi sebagai ikhtisar, ringkasan, atau inti. Contoh.
Keadilan, kebahagiaan, keluhuran, kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan
Dalam kata-kata tersebut menyerempet inti yang sama, walau makna berbeda, maka harus dapat memahami dengan tepar makna kata-kata tersebut, agar tidak muncul kekeliruan dalam pengucapan atau penulisan.
5. Dapat Memakai Kata Penghubung yang Berpasangan Secara Tepat
Pernahkah kalian saat berbiara atau pun menukis sebuah kalimat keliru dengan penghubung yang berpasangan? Contoh.
Aku bukan kuliah di kampus A, tetapi di kampus B
Pada kalimat tersebut salah, karena kata bukan tidak berpasangan dengan tetapi. Jadi, yang benar adalah kata bukan berpasangan dengan melainkan. Contoh.
Aku bukan kuliah di kampus A, melainkan di kampus B.
Contoh penghubung berpasangan lainnya adalah sebagai berikut.
Antara ... dan .... (benar) antara ... dengan ... (salah)
Tidak ... tetapi ... (benar) tidak ... melainkan ... (salah)
Baik ... maupun (benar) baik ... ataupun ... (salah)
6. Dapat Membedakan Kata Umum dan Kata Khusus
Agar dapat mudah kalian pahami, langsung saja ke dalam bentuk contohnya.
Kata umum: menghirup
Kata khusus: mencium, membaui, bernapas, menghisap, mengendus
Pada kata umum menghirup, hanya merujuk pada sesuatu melalui alat indera penciuman yaitu hidung, tetapi pada kata hirup dapat dikhusukan ke dalam suatu objek tertentu atau dapat lebih diperjelas lagi.
Sudah lengkap dan sudah terdapat enam syarat ketepatan pemilihan kata (diksi) dalam penulisan, bisa juga dapat digunakan pada ragam lisan, hal ini dapat mempermudah kegiatan kalian dalam berkata-kata.
Baca juga : Pentingkah Pemilihan Kata dalam Bahasa Indonesia?
Dengan kalian mengetahui keenam syarat-syarat tersebut, lalu kalian gunakan dan kalian implikasikan dengan mengolah ketangkasan pemahaman kalian. Maka, kecermatan memilih kata dalam menulis atau berbicara akan memperindah dan menarik apa yang kalian katakan.
Memilih kata, seperti memilih calon istri, harus tepat dan sesuai. Karena kalau salah-salah dalam memilih, akan berujung pada sesuatu kesalahan.
Semoga bermanfaat.
Belajar bahasa Indonesia itu mudah.
Sahabat bahasa, sahabat dikbud, kita semua bersahabat.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H