Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Jangan Lakukan 3 Hal Ini! Agar Terhindar dari "Lewah" dalam Penulisan Kalimat

20 Agustus 2020   23:55 Diperbarui: 21 Agustus 2020   18:29 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Foto: Dokpri diolah dari kraksaan.com)

Lewah? Itulah yang pertama-tama pertanyaan yang ada pada benak kita. Apa sih lewah? Buah? Oh, tentu saja bukan buah, bukan buah belewah yang sering kita temukan saat bulan puasa. Lalu, lewah ini apa? Dan apa hubungannya dengan penulisan kalimat? Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang dilantunkan, untuk menemukan sebuah jawaban.

Dalam penulisan kalimat atau dalam kegiatan tulis menulis, entah menulis surat, pernyataan, berita, cerita, dan masih banyak lagi kegiatan tulis menulis.

Kita kerap kali mengalami ketidakhati-hatian dalam memperhatikan kata dalam penulisan kalimat, sehingga kalimat yang dihasilkan menjadi tidak efektif.

Menjawab banyak pertanyaan tentang lewah ini, yang sering kali berkaitan dengan penulisan kalimat, bahwa lewah merupakan segala sesuatu yang berlebihan. Dalam KBBI lewah itu adalah berlebihan (tentang kata); mubazir. Segala sesuatu yang berlebihan harus dihindari, karena tidak baik.

Lewah juga dikatakan suatu tidak adanya kehematan kata. Kalimat dapat dikatakan hemat apabila kata-kata atau frasa yang digunakan di dalamnya tidak berlebihan. Maksud dari definisi tersebut adalah kita harus melakukan penghilangan atau menghindari kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Lewah atau tidak ada kehematan kerap kali dilakukan pada kata yang memang tidak dibutuhkan.

Lalu, apa hubungannya dengan penulisan kalimat? Lewah sering kali berhubungan dan berkaitan pada penulisan kalimat, hal ini sering kali ditemukan dalam bahasa lisan maupun tulisan. Hal ini perlu diketahui agar terhindar dari lewah, di saat bicara di depan publik atau melalui tulisan. Maka dari itu, jangan lakukan 3 hal berikutini, agar kalian terhindar dari lewah dalam kalimat.

Pertama, Jangan Menggunakan Kata Bersinonim Sekaligus
Maksudnya seperti apa? Kata yang bersinonim bagaimana? Mungkin salah satu di antara kita, pernah menggunakan lewah dalam kata yang bersinonim sekaligus.

Saya akan jelaskan, bahwa kalimat dapat dikatakan lewah apabila menggunakan kata-kata yang bersinonim sekaligus dalam sebuah kalimat. Kata-kata apa saja sih yang merupakan sinonim, lalu sering kita gunakan dalam kalimat?

Kata-kata tersebut ialah adalah merupakan, agar supaya, seperti misalnya, sejak dari, pun juga, naik ke atas, turun ke bawah, masuk ke dalam, hanya saja, sangat sekali, dan demi untuk. Ada yang pernah menggunakannya? Mungkin salah satunya, atau bahkan semuanya? Tidak masalah dan tidak usah khawatir, setelah mengetahui ini kita dapat mengubahnya menjadi lebih efektif lagi.

Kata-kata tersebut sering digunakan pada ragam lisan maupun tulisan. contoh berikut akan memudahkan kalian, untuk memahami lebih dalam kebiasaan yang sering kita lakukan, bahkan sering kita dengar adanya pelewahan kata dalam kalimat, berikut contohnya.

  1. Aku telah menunggumu sejak dari pukul 08.00. (salah)
  2. [Aku telah menunggumu sejak pukul 08.00.] atau [Aku telah menunggumu dari pukul 08.00.] (benar)
  3. Bahan yang mudah terbakar, seperti misalnya plastik, kain, dan kertas. (salah)
  4. [Bahan yang mudah terbakar, seperti plastik, kain, dan kertas.] atau [Bahan yang mudah terbakar, misalnya plastik, kain, dan kertas.]
  5. A: "kamu mau ke mana?" B: "Aku mau turun dulu ke bawah." (salah)
  6. A: "kamu mau ke mana?" B: "Aku mau turun dulu." (benar, menggunakan salah satunya saja

Begitu pun juga dengan kata-kata yang lain, sering sekali kita mendengar atau melihat tulisan kalimat seperti itu, dalam bentuk percakapan, bicara satu arah, maupun tulisan.

Cara menghindarinya cukup dengan menggunakan salah satunya saja, yang seperlunya kita gunakan, jangan dua-duanya kita gunakan. Maka, akan terjadi pelewahan kata.

Kedua, Jangan Ada Penggunaan Kata yang Terdapat Pengulangan Subjek
Tentu kalian tahu tentang subjek dan letak subjek. Dalam kalimat apabila terdapat pengulangan subjek maka akan terjadi ketidakhematan kata atau lewah dalam kalimat. Karena kalimat dapat dikatakan lewah apabila terdapat pengulangan subjek pada kalimat majemuk. Bagaimana bentuk kalimat yang terdapat pengulangan subjek? Inilah bentuk kalimatnya.

  1. Wasit memberi penalti ketika wasit melihat pelanggaran dikotak penalti.
  2. Citra menangis tersedu-sedu karena citra kehilangan kucingnya.
  3. Pak Candra selaku kepala sekolah, mengunjungi panti asuhan di Jakarta Timur dan Pak Candra memberikan santunan.

Sudah dapatkah kalian menemukan kelewahan pada kalimat di atas pada pertama kali melihatnya? Jika sudah berarti kalian sudah memahaminya dan apabila belum, saya akan menjelaskan kelewahan atau ketidakhematan pada kalimat tersebut. Penulisan kalimat yang benar adalah sebagai berikut.

  1. Wasit memberi penalti ketika melihat pelanggaran dikotak penalti.
  2. Citra menangis tersedu-sedu karena kehilangan kucingnya.
  3. Pak Candra selaku kepala sekolah, mengunjungi panti asuhan di Jakarta Timur dan memberikan santunan.

Sudah terlihat jelas perbedaannya? Ya, kita hanya cukup menghilangkan unsur pengulangan subjek pada kalimat tersebut. Apabila tidak akan terjadi kelewahan, mubazir, dan tidak hemat. Kalau seperti ini akan terlihat mudah dan enak didengarnya apabila dituturkan.

Ketiga, Jangan Memakai Superordinat pada Hiponim Kata
Belum dapat memahami apa itu superordinat dan hiponim? Superordinat adalah kata umum dan hiponim adalah kata khusus. Jadi, jangan memakai kata umum pada kata khusus.

Karena kalimat yang dapat dikatakan lewah atau tidak hemat, apabila terdapat pemakaian superordinat pada hiponim kata. Maka dari itu, kita harus menghindari penggunaan superordinat pada hiponim atau sebaliknya. Hal ini dapat saya contohkan dalam kalimat berikut ini.

  1. Wanita itu membeli bunga melati untuk acara syukuran.
  2. Cantiknya wanita itu memakai baju warna biru.

Kedua kalimat tersebut terdapat pelewahan kata atau tidak hemat dalam menulis kalimat. Kenapa bisa begitu? Ya, karena pada kalimat pertama, terdapat kata melati (hiponim) yang sudah mewakili kata bunga (superordinat). Maka, kata bunga perlu kita hapus, atau tidak kita gunakan dalam kalimat tersebut agar lebih hemat dan tidak lewah.

Begitu juga dengan kalimat kedua, terdapat kata biru (hiponim) yang sudah mewakili kata warna (superordinat). Maka, kata warna perlu kita hindari, kita hapus, jangan kita gunakan dalam kalimat tersebut agar lebih hemat dan tidak lewah, sehingga kedua kalimat tersebut menjadi seperti ini.

  1. Wanita itu membeli melati untuk acara syukuran.
  2. Cantiknya wanita itu memakai baju biru.

Itulah ketiga hal yang jangan kita lakukan atau harus kita hindari, agar kita dapat terhindar dari lewah dalam penulisan kalimat atau pun tindak tutur kita pada saat komunikasi publik. 

Maka, setelah mengetahui ketiga hal ini, kita dapat menghindari kalimat-kalimat yang terdapat unsur lewah atau tidak hemat. Makan saja secukupnya, apabila tidak termakan akan mubazir. Begitu juga dengan kata, gunakanlah secukupnya dan seperlunya pada kata yang tepat, agar kalimat menjadi efektif.

Membetulkan kesalahan dimulai dari kebiasaan."
"Belajar bahasa Indonesia itu mudah.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun