Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Jangan Lakukan 3 Hal Ini! Agar Terhindar dari "Lewah" dalam Penulisan Kalimat

20 Agustus 2020   23:55 Diperbarui: 21 Agustus 2020   18:29 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Foto: Dokpri diolah dari kraksaan.com)

Sudah dapatkah kalian menemukan kelewahan pada kalimat di atas pada pertama kali melihatnya? Jika sudah berarti kalian sudah memahaminya dan apabila belum, saya akan menjelaskan kelewahan atau ketidakhematan pada kalimat tersebut. Penulisan kalimat yang benar adalah sebagai berikut.

  1. Wasit memberi penalti ketika melihat pelanggaran dikotak penalti.
  2. Citra menangis tersedu-sedu karena kehilangan kucingnya.
  3. Pak Candra selaku kepala sekolah, mengunjungi panti asuhan di Jakarta Timur dan memberikan santunan.

Sudah terlihat jelas perbedaannya? Ya, kita hanya cukup menghilangkan unsur pengulangan subjek pada kalimat tersebut. Apabila tidak akan terjadi kelewahan, mubazir, dan tidak hemat. Kalau seperti ini akan terlihat mudah dan enak didengarnya apabila dituturkan.

Ketiga, Jangan Memakai Superordinat pada Hiponim Kata
Belum dapat memahami apa itu superordinat dan hiponim? Superordinat adalah kata umum dan hiponim adalah kata khusus. Jadi, jangan memakai kata umum pada kata khusus.

Karena kalimat yang dapat dikatakan lewah atau tidak hemat, apabila terdapat pemakaian superordinat pada hiponim kata. Maka dari itu, kita harus menghindari penggunaan superordinat pada hiponim atau sebaliknya. Hal ini dapat saya contohkan dalam kalimat berikut ini.

  1. Wanita itu membeli bunga melati untuk acara syukuran.
  2. Cantiknya wanita itu memakai baju warna biru.

Kedua kalimat tersebut terdapat pelewahan kata atau tidak hemat dalam menulis kalimat. Kenapa bisa begitu? Ya, karena pada kalimat pertama, terdapat kata melati (hiponim) yang sudah mewakili kata bunga (superordinat). Maka, kata bunga perlu kita hapus, atau tidak kita gunakan dalam kalimat tersebut agar lebih hemat dan tidak lewah.

Begitu juga dengan kalimat kedua, terdapat kata biru (hiponim) yang sudah mewakili kata warna (superordinat). Maka, kata warna perlu kita hindari, kita hapus, jangan kita gunakan dalam kalimat tersebut agar lebih hemat dan tidak lewah, sehingga kedua kalimat tersebut menjadi seperti ini.

  1. Wanita itu membeli melati untuk acara syukuran.
  2. Cantiknya wanita itu memakai baju biru.

Itulah ketiga hal yang jangan kita lakukan atau harus kita hindari, agar kita dapat terhindar dari lewah dalam penulisan kalimat atau pun tindak tutur kita pada saat komunikasi publik. 

Maka, setelah mengetahui ketiga hal ini, kita dapat menghindari kalimat-kalimat yang terdapat unsur lewah atau tidak hemat. Makan saja secukupnya, apabila tidak termakan akan mubazir. Begitu juga dengan kata, gunakanlah secukupnya dan seperlunya pada kata yang tepat, agar kalimat menjadi efektif.

Membetulkan kesalahan dimulai dari kebiasaan."
"Belajar bahasa Indonesia itu mudah.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun