Di depan ada tikungan. Setelah tikungan itu Yoyohgi tahu dia tidak akan melihat Benciribut lagi. Setidak tidaknya untuk waktu yng tidak sebentar. Dia pandangi lagi Benciribut yang kini ada di sampingnya. Ia pandangi persawahan. Ia pandangi rumah rumah yang bersesak sesak  dengan pohon pohon hijaunnya. Ia baru sadar pemandangan ini tak pernah ia nikmati. Ia menengadah. Langit  terlihat cerah membiru waktu itu. Ada garis putih melintas cepat. Orang-orang juga memandangi langit.
"Pesawatkah?" Yoyohgi membatin.Â
Sejurus Ia mendengar "Komet"
Tapi kemudian dari dari garis  putih itu terbentuk garis putih lain. Tapi kali ini bukan melintas. Ia seperti jatuh. Menuju ke arah Benciribut.
Dengan sekonyong-konyongnya mobil yang membawanya berhenti. Ban berdecit. Mobil-mobil yang lainnya pun demikian. Tiba-tiba mobil yang ia naiki berguncang keras. Di luar ia melihat orang jatuh ke tanah.Â
Dengan setengah shock ia keluar dan terperangah. Â Benciribut tak ada lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H