Mohon tunggu...
Mohamad Rifan
Mohamad Rifan Mohon Tunggu... Ilmuwan - digoogle aja, dia lebih pintar

iseng-iseng nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Kusut Dana Pokir

20 Maret 2018   06:01 Diperbarui: 20 Maret 2018   09:19 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: suryamalang.tribunnews.com)

Dalam diskusi tersebut, salah satu pemateri menerangkan bahwa Momen peristilahan POKIR yang disalahgunakan ini sebenarnya merupakan dampak dari adanya intervensi yang terjadi pada proses negosiasi oleh eksekutif-legislatif, Dan permasalahan demikian terjadi karena banyaknya pihak yang mengalami tuna-integritas.

Paparan diskusi berdurasi selama 2 jam tersebut diakhiri dengan statement Abdul Aziz yang mengkisahkan posisi Anak Muda dalam menjaga totalitas idaelisnya. Dia melanjutkan bahwa idealis jangan sampai di otak saja tapi perutnya kapitalis, sehingga sifat idealis luntur pasca memperoleh makan, ya seminimal mungkin diajak ketemauan di acara syukuran.

Tak lain, ini merupakan upaya pembangunan karakter agar aktivis idealis tidak bernasib tragis ketika masuk gelanggang politis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun