di kafe hujan sudut paling sudut kota ini, kau selalu menyihir kata
terlalu banyak yang tersiksa, katamu dalam kepul dada memacu
kita terlalu kejam pada masa, pada waktu fana sebelum tiada
benih hujan kau semai awal-awal tahun, berharap kembang gersang
berganti tanah gembur, pada petir, kilat, gemuruh guruh
berharap hujan luruh, ketika lama keruh peluh
pada ladam kebringasan, pertikaian, bukankah kita sahabat yang lupa cara merangkul?
kau selalu bermimpi tentang hujan Juni, Kawan
seperti ingin kau dingin, membagi setiap  kehangatan
bukan hanya api yang menghangatkan
menghanguskan kayu ketika menjadi abu dan hampa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!