Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Paku

8 Februari 2021   09:13 Diperbarui: 8 Februari 2021   10:18 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu memaku tanah rebah, buah bernas, nyanyi hutan adalah air gunung basah, burung masih bisa bersiul, siamang meneriakkan tarian hujan, dan lumut-lumut, bertekuk mulut, membaca retak batu di ulir sungai.

Gagal mimpi bukti keterjagaan, tanah retak saat dia resah bernapas, cerita tanah di daun, bukti rumah-rumah tumbuh, serupa finansial berbunga, mata buta harta, terkungkung maya, rindu itu jauh di dasar, aku melupa perigi tempat bercengkerama, kita telah basah air mata.

Rindu memaku pada ragu, satu-satu lembaran itu palsu, resah pun malu.

Plg, 0221

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun