Aku berhenti membaca suratmu. Kulihat Om Saf tertunduk seolah merasa bersalah.
Juga tentang gelang rotan dari Papua. Lima buku puisi. Dan lusinan buku cerpen. Semua itu masih utuh. Kau bisa memintanya kepada Ayah. Semua kusimpan di kamarku. Kau harus janji akan tetap menjaganya. Merawatnya seperti merawat cinta kita yang pernah kau janjikan. Kuharap kau jangan melupakan aku.
Peluk cium dariku yang telah pergi jauh darimu. Tertanda, DEI.
Air mataku seolah tak habis-habis mengucur deras. Aku rindu sekali padamu, Dei. Di sini begitu dingin dan lembab. Betapa sepi tanpamu.
02/03/2020
---sekian---
Dari kisah yang tercecer sebelum kepergianmu. Aku hanya mencoba merabanya.
Tim Lintas Jawa-Sumatera