Bram bersijingkat mendekati pintu. Dia membunyikan bel. Seorang perempuan yang membukanya. Itu kau. Aku pun turun dari mobil. Sesaat kalian berbincang. Rud dan Sopantun membawa sesuatu ke teras. Dan tiba-tiba terdengar ledakan kecil. Kepingan-kepingan menjadi kabut. Aku muncul mengibas kepingan itu.
"Apa-apaan ini, Armand?" Kau antara terkejut dan takjub mendekatiku.
"Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku akan merampok."
"Merampok apa?"
"Hatimu! Kau adalah pilihanku setelah selama ini melajang terus. Maksudku aku ingin melamar, dan mengucapkan selamat ulang tahun untukmu." Kau tersipu malu. Dia belum bisa menjawap apa-apa. Sebentuk wajah mungil muncul di ambang pintu. Tio. Kuangkat dia tinggi, calon anakku.
Sapta, 201119
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H