(4) terjebak ke situasi sulit, maksudnya ketika beranggapan sudah tidak ada jalan keluar dalam kehidupan yang dijalani;Â
(5) rasa cemas, mengkhawatirkan sesuatu dengan berlebihan;
(6) tertekan, merasa berada dalam tekanan ketika menghadapi tuntutan sosial;
(7) perasaan khawatir akan relasi interpersonal karena merasa bahwa belum dapat memenuhi tuntutan keluarga atu pasangan.
Ada cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pada quarter-life crisis ini salah satunya adalah dengan mengontrol emosi. Nerdasarkan penelitian yang ditulis oleh Fatchurrahmi & Urbayatun (2022) dimana kecerdasan emosi berperan signifikan dalam quarter-life crisis.
Ketika idnvidu berada di bawah tekanan dan dihantui akan hal-hal yang sebenarmya belum terjadi maka akan menyebabkan individu merasa khawatir.Â
Akan tetapi, ketika individu memiliki kecerdasan emosi yang baik Ia akan mengendalikan pikirannya menjadi lebih positif, sehingga dapat berpikir dengan jernih dalam menghadapi masalah.Â
Mengatur emosi tentu penting ketika pikiran sedang penuh dengan hal-hal negatif maka perlu kita hilangkan agar tidak menimbulkan kecemasan.
Adanya kecerdasan emosi juga sangat membantu individu untuk lebih menyadari diri sendiri dan memahami emosinya, ketika sadar akan emosinya maka Ia akan lebih mampu dalam mengelolanya. Dimana individu akan berusaha mengelola emosinya menjadi lebih baik dan produktif.Â
Banyak perubahan yang dialami individu selama quarter-life crisis membuat individu dituntut untuk mampu menyesuaikan diri, sehingga memerlukan emosi yang stabil yang akan memberi hal positif pada pengambilan keputusan.
Jadi, para pembaca tidak perlu takut dengan quarter-life cricis, yakinkan pada dirimu sendiri bahwa kamu dapat mengatasi hal tersebut bahkan menemukan potensi terbaikmu di dalamnya.Â