Mohon tunggu...
rifai mukin
rifai mukin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengawas Sekolah

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi Negara Demokrasi di Tengah Turbulensi

1 Maret 2024   20:32 Diperbarui: 2 Maret 2024   13:22 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Potensi Negara Demokrasi di Tengah Turbulensi

Political triassic man

Indonesia harus menghormati kekuasaan yang dipegang oleh trias politik sebagai konsekuensi dari keputusannya untuk mengadopsi sistem demokrasi, yang tentunya akan menghasilkan konsekuensi yang mahal. Ini berlaku untuk legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Namun, dalam skenario politik Indonsia, eksekutif mungkin memiliki semua kekuasaan politik karena mereka mahir atau mahir mengendalikan perubahan politik yang cepat.

Politics reflected in a crumbling mirror

Dalam permainan catur politik mereka, para politisi, atau pelaku politik, seringkali membuat publik bingung karena penampilan mereka yang seperti wayang mabuk tanpa dalang. Sebagai bentuk kesombongan ilmiah yang disembunyikan di balik keahlian, lebih mirip dengan orang modern yang tidak memiliki spiritualitas. 

Apa tidak? Seolah-olah seperti "wayang dasa muka" atau "wayang doso muko" karena pada satu saat tampil sebagai pakar atau ahli (hukum, misalnya) dengan predikat sebagai profesor atau ilmuan hukum terkemuka, tetapi pada saat yang sama juga tampil sebagai politisi (pendiri partai politik) yang mengikuti kontestasi dan berkali-kali gagal karena sandungan anggota legislatif Threshol. Kemudian lebih sulit untuk mendapatkan kesempatan untuk "menjadi lawyernya"

Sangat dimaklumi bahwa tujuan utama para advokat adalah untuk "memenangkan kliennya". Namun, alasan klasiknya adalah untuk memantau pelaksanaan dan penegakan hukum yang adil, meskipun, mungkin?, mereka diharuskan untuk menggunakan taktik yang rumit dan terlibat dalam kongkalikong antara sesama pemangku stekholder hukum (baca, penasehat hukum atau advokat dengan jaksa penuntut) di ruang gelap, di tengah-tengah tawar menawar yang rumit mengenai sejumlah pasal

People's sincerity vs politicians' behavior

Antara rasa terima kasih dan penyesalan, orang-orang yang lahir di negara dengan +62 harus menghadapi ketidakpuasan akibat tindakan politisi yang tidak biasa, terutama politisi opurtunis yang sangat lemah dan tidak tahan terhadap oposisi. Jago melihat peluang dan melompat cepat seperti rusa, tetapi pada akhirnya harus terjerat di ujung tanduk, seperti Harun Masiku, pelaku politik jengkrik yang beralih menjadi pelari tercepat di dunia. 

Namun, menjelang finish, eksekutif tiba-tiba memainkan dadu politik, memboyongnya dari persembunyiannya, saat rencana hak angket dan pansus di kebun binatang Ragunan, yang menurut istilah si-Samsul, pencetus pemberian asam sulfat kepada ibu hamil, harus di….

Beranikah Anda, politisi yang rapuh, mengizinkan parpol yang terlalu besar selama ini untuk tetap bertahan? yang duduk di ketek ketum parpol? Tupai yang pandai melompat pasti akan jatuh juga. Kata bijak ini dimaknai sebisa mungkin menghilangkan bau yang tidak sedap; ada kemungkinan bau tersebut juga tercium.Tampaknya hasrat birahi politik mereka hanya bertahan di dalam. Ketahuilah bahwa perilaku buruk ini hanya akan memenuhi keinginan yang tidak akan menghasilkan apa pun dari ujung ususnya.

Pada awalnya, setiap pendukung tergabung dalam kontestasi, melawan hingga korban jiwa, tetapi setelah itu, pendukungnya hanya terdiam dan menggigit jari mereka. Sangat menyedihkan nasib pendukungnya. Nasib warga +62 mirip dengan orang yang tidak memiliki pekerjaan di pinggir jalan saat mobil mogok dan diminta untuk mendorongnya. Setelah mobil berjalan, pendorong ditinggal sepi. Tidak merasa bersalah? Tummaaan siiech, saya hanya ingin tertawa.

Political dice and the minds of rulers

Ketika kekuasaan diperoleh, biayanya sangat tinggi. Oleh karena itu, sangat logis untuk mempertahankannya dan terkadang tergoda untuk memperluasnya dengan berbagai cara, bahkan dengan melanggar konstitusi. Oleh karena itu, mereka mengerahkan semua kekuatan mereka secara terorganisir, sistimatis, dan massif, dan dengan lantang dan percaya diri mengatakan kepada publik: siapa yang bisa mengalahkan saya?  

Setiap orang, terutama para pemimpin (penguasa tidak perlu dipanggil?) harus menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di luar sana adalah fana. Jangan sampai bangkai Benigno Aquino diimpor ke Jakarta. Ini adalah pesan cinta singkat saya kepada raja dinasti Jokowi saat ini.

Indonesian politics has passed through the gates of destruction

Bung, Anda salah menghitung. Mungkinkah ini karena negara debitur Cina mendesak penguasa dengan hutang yang melampaui aturan amanat APBN? Kemauan xin jin pin memegang leher penguasa? Kepala berat tertunduk malu, apakah martabat marwa bangsanya yang digadaikan telah hilang? 

Apakah mungkin karena terlena oleh buaian ki dalang atau pembisik jahat sehingga lupa menghitung kekuatan, keisistiqamaan, dan kekompakan para hulubalang, bahwa rakyat (pemberi mandat) adalah kekuatan tertinggi di negera tersebut, dan pasti ada saatnya mandat dapat ditarik. Itu hanya masalah waktu.

Kemungkinan besar segala sesuatu itu akan terjadi dengan indah pada waktunya, jangan lupa! Semua potensi besar Fir'aun telah gagal, bahkan telah musnah, menjadi kisah nyata dalam lembaran sejarah dari generasi ke generasi. Demikian pula, ada contoh rezim Suharto yang membuat pengamat internasional dungu karena sulit untuk memahami babak akhir permainan dadu politiknya, model perilaku politik blankon jawanya telah runtuh.

Sangat penting untuk diingat bahwa Soeharto menggunakan pendekatan politik yang sangat mahir, dan dia tidak pernah bergaya politik dengan mengucapkan kata-kata yang lugas di depan umum. Dengan gaya politik Jawa, apakah itu membuatnya kuat dan tangguh dalam menghadapi perubahan politik, baik di dalam maupun di luar negeri? angin kencang? Tidak ada yang bisa menghalangi Soeharto, meskipun ada angin bohorok.

Kenapa demikian?

Karena:memang belum waktunya untuk runtuh, tetapi juga runtuh karena memang sudah waktunya. Bagaimana dengan pemerintahan Jokowi yang menerapkan "politik angin sepoi sepoi?” "Siasat memasung leher para ketum parpol bermasalah?" Kemudian, dengan penuh keyakinan, Ketua Dewan Pengawas menggunakan semua rencana itu? Tunggu, bung! Saatnya pasti akan tiba, dan tawa yang disembunyikan dan tangisan riburatu (Penderitaan rakyat yang berada pada titik klimak sebuah penderitaan), maka ia akan tumpah menjadi darah, hingga penyesalanmu tidak akan terampunkan

Sebuah catatan terselip menceritakan tentang seekor raja tawon yang sengaja mematikan seekor anak tawon, yang bergemuruhlah dari dunia tawon dan kemudian datang, menyerang si raja tawon yang kejam itu, yang akhirnya raja tawon pun terkapar.

Dalam sistem politik demokrasi, hak angket, atau bahkan tindakan pansus atau kekuatan rakyat, dianggap sah secara konstitusional sebagai pilihan solutif untuk kedaruratan negara bangsa. Jika sudah ada titah langit bahwa semua selokan demokrasi di bumi telah runtuh, maka semuanya akan berakhir. Untuk menunjukkan keagungan dan kekuasaan sang pencipta, alam akan bertindak untuk membereskannya.

Tinggal, NTT_Lembata

Lamahora, 29/02/2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun