Mohon tunggu...
Ade Rifai
Ade Rifai Mohon Tunggu... Buruh - Ar_Almasa01

Hidupku terpilih

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan-pesan Singkat

8 Oktober 2021   12:22 Diperbarui: 8 Oktober 2021   12:26 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detak jantung bergemuruh

Memanggil nama kekasihnya

Kini, ia bertemankan kebodohan

Membiarkan gelisah berkuasa

Duduk di depan jendela kaca

Menyimpan air mata di antara lipatan tirai

Jua masih ada rindu akan kekasih di antara selai dan roti

Terpisahkan gula dan kopi

Pahit dan manis tersuguhi dengan hangat

Namun kekasih diam tak bercakap

Rumah-rumah dan ilalang menjadikan batas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun