Mohon tunggu...
Rifa Dwi Hamidah
Rifa Dwi Hamidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Suka membaca buku fiksi dan buku pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Urgensi Peran Perpustakaan Sekolah: Literasi dan Rekreasi dalam Digitalisasi

14 Juli 2023   22:29 Diperbarui: 17 Juli 2023   16:45 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: perpustakaan sekolah. (Sumber: Pixabay/StockSnap)

Isu perpustakaan sekolah terkini tak jauh dari kata merosotnya minat peserta didik terhadap eksistensi dan perannya dalam pendidikan. 

Dengan kata lain, hal tersebut merupakan suatu hal yang urgen. Seperti yang diketahui, di masa globalisasi ini, segala hal dapat dilakukan secara digital. 

Begitu juga kepraktisannya berpengaruh pada perpustakaan sekolah. Peserta didik lebih memilih belajar dan mengerjakan tugas lewat handphone dengan mengakses internet daripada pergi ke perpustakaan untuk mencari buku sebagai bahan referensi untuk tugasnya.

Hal ini tidak mengejutkan karena faktanya di lapangan berkata demikian. Digitalisasi merambah semua sisi, tak terkecuali dapat menggantikan peran perpustakaan sebagai sumber informasi dan pengetahuan. 

Terlebih lagi, fakta di lapangan kembali berbicara bahwa informasi dan pengetahuan dalam ruang perpustakaan sifatnya juga terbatas.

Adapun sirkulasi koleksi perpustakaan umumnya menunggu dari pusat sehingga pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik pun terbatas.

Adanya kemudahan berdigitalisasi, selain pustaka internet, peserta didik juga dapat mengakses buku-buku terkini yang ia butuhkan dengan mudah lewat aplikasi ipusnas dan aplikasi sejenis lainnya.

Selain daripada sirkulasi koleksi, masalah lain juga berkaitan dengan fasilitas perpustakaan di sekolah masing-masing. Peserta didik juga membutuhkan kenyamanan dalam belajar dan sedikit banyak peserta didik tidak bisa mendapatkannya di perpustakaan mereka. 

Terkait hal tersebut, maka sebenarnya perlu evaluasi kerja sama dari staf perpustakaan dan pihak sekolah sendiri karena perpustakaan merupakan bagian dari sekolah yang perlu peran nyata.

Berdasarkan masalah yang sudah dijelaskan, semakin nyatalah urgensi peran perpustakaan sekolah demi mengembangkan kualitas peserta didik dan instansi sekolah itu sendiri juga urgensinya penting bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. 

Tidak dapat dipungkiri, pentingnya keterlibatan digitalisasi agar dapat tercapainya tujuan perpustakaan. Digitalisasi berperan banyak di berbagai aspek kehidupan termasuk perpustakaan.

Ada berbagai macam upaya yang dapat dilakukan untuk menerapkan digitalisasi di perpustakaan sekolah apalagi kaitannya dengan literasi dan rekreasi. 

Dalam peran literasi, sekolah dapat memanfaatkan sistem OPAC untuk meningkatkan kepraktisan peserta didik dalam belajar di perpustakaan. 

Sistem OPAC dioperasikan lewat komputer server dan sebaiknya diperlukan juga beberapa fasilitas komputer untuk peserta didik belajar karena sekali lagi, bahan pustaka dapat diakses lebih mudah dengan internet. 

Penyediaan computer dan WiFi di perpustakaan dapat meningkatkan minat peserta didik untuk ke perpustakaan.

Kaitannya dengan bahan-bahan pustaka literasi fisik yang diperlukan untuk peserta didik, staf dan pihak sekolah dapat memanfaatkan media promosi untuk berdonasi buku dan menyebarkannya lewat media sosial secara luas.

Oleh karena itu, sehingga masyarakat dapat tergerak untuk menyumbangkan buku maupun memberi dana agar sekolah dapat membeli buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik terkini.

Perpustakaan sekolah sebagai tempat berliterasi, perlu ditinjau ulang pemenuhan kebutuhan buku baik fisik maupun non fisik sebagai bahan peserta didik untuk belajar dan membaca.

Adapun perpustakaan sebagai tempat rekreasi diantaranya dapat berupa pemenuhan kebutuhan buku fiksi. 

Seperti yang diketahui, buku fiksi merupakan hiburan bagi peserta didik apalagi buku-buku fiksi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik yang dibumbui kisah-kisah imajinatif yang seru dan tentunya inspiratif. 

Maka dari itu, koleksi buku-buku fiksi juga perlu menjadi urgensi bagi sekolah agar dapat menarik minat peserta didik untuk mengembangkan pemberdayaan perpustakaan. 

Buku-buku fiksi tersebut juga masih pelrlu tahap seleksi karena sekiranya harus disesuaikan dengan tingkat peserta didik masing-masing. 

Sebagai contoh, tidak patut perpustakaan sekolah SD menyediakan buku fiksi yang berbau kekerasan maupun kesehatan mental karena tidak relevan dengan tingkat umur mereka.

Staf perpustakaan dan pihak sekolah perlu bekerja sama secara baik, berkoordinasi dan berkolaborasi untuk dapat memberdayakan pengelolaan perpustaakan sekolah. 

Fasilitas perpustakaan juga sebaiknya perlu digiatkan sesuai perpustakaan pada umumnya, yaitu perpustakaan-perpustakaan terkini. 

Sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana serta fasilitas pembaharuan sehingga akhirnya perpustakaan sekolah yang sudah dikelola dengan baik dapat menarik atensi peserta didik untuk datang ke perpustakaan.

Pentingnya kesadaran peserta didik untuk memberdayakan perpustakaan sekolah mereka sendiri juga perlu digaungkan. 

Dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan penyebaran informasi pentingnya perpustakaan di majalah dinding datau di sosial media. 

Penyebaran informasi perpustakaan diikuti dengan ilustrasi yang penuh warna agar dapat membuat peserta didik tertarik membaca. 

Terlebih lagi jika peserta didik mengetahui sudah terdapat pemenuhan kebutuhan digitalisasi di perpustakaan, baik lengkapnya kebutuhan buku fiksi dan non fiksi, fasilitas-fasilitas terbaru, komputer dan WiFi maka peserta didik menjadi berminat untuk datang ke perpustakaan untuk kepentingan literasi maupun rekreasi.

Peran peserta didik dalam pemberdayaan perpustakaan sangat penting untuk kemajuan literasi sekolah itu sendiri. Namun yang tidak kalah penting juga staf perpustakaan dan pihak sekolah sebagai bagian pengorganisasian perpustakaan. 

Diperlukan manajemen perpustakaan yang tersusun baik dari perencanaan hingga evaluasi yang dilakukan secara berkala agar pengelolaan perpustakaan dapat berjalan maksimal dan sesuai capaian tujuan.

Peran digitalisasi harus dikembangkan secara optimal dan berkesinambungan karena hal tersebut merupakan aspek yang menunjang kebutuhan perpustakaan terkini. 

Komunikasi dan koordinasi staf, pihak sekolah, dan peserta didik juga tak kalah penting untuk memajukan perpustakaan sekolah. 

Contohnya seperti saling terbuka dalam hal pemenuhan kebutuhan perpustakaan secara berkala, peserta didik dapat dimintai saran dan pendapat lewat kotak saran agar semua pihak terkait dapat saling menilai dan memilah.

Oleh karena itu, sehingga urgensi peran berupa literasi dan rekreasi perpustakaan dapat bergerak secara nyata dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun