Mohon tunggu...
Riendita R P
Riendita R P Mohon Tunggu... Lainnya - Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Mahasiswa S2 Akuntansi Mercu Buana NIM 55522110024

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kritik dan Evaluasi Compliance Risk Management (CRM), Nash, Cartesian dan Aristotle

4 April 2024   16:13 Diperbarui: 4 April 2024   16:14 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aristotelian Paradigm

Pemahaman: Aristotelian Paradigm, yang didasarkan pada filsafat Aristoteles, menekankan pada pentingnya etika, keadilan, dan tujuan akhir yang baik dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks manajemen risiko, pendekatan Aristotelian menyoroti pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai moral dan konsekuensi etis dari tindakan yang diambil. Hal ini melibatkan pertimbangan terhadap kepentingan semua pemangku kepentingan dan mencari keseimbangan antara keuntungan finansial dan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kritik: Aristotelian paradigm, dengan fokusnya pada etika dan keadilan, mungkin menemui kesulitan dalam menghadapi realitas bisnis yang sering kali terikat pada tekanan keuangan dan kompetitif. Dalam konteks CRM, pemikiran Aristotelian dapat dianggap kurang praktis ketika perusahaan dihadapkan pada pilihan antara mematuhi hukum atau memaksimalkan keuntungan finansial.

Evaluasi: Meskipun demikian, nilai-nilai Aristotelian tetap relevan dalam memandu keputusan dan tindakan perusahaan terkait dengan manajemen risiko. Memiliki kerangka kerja yang berdasarkan pada prinsip-prinsip etika dapat membantu perusahaan memastikan bahwa kepatuhan mereka tidak hanya terbatas pada aspek hukum, tetapi juga memperhitungkan implikasi etis dari tindakan mereka.

  1. Pentingnya Etika:

 Aristotelian Paradigm menekankan pentingnya bertindak sesuai dengan standar moral yang tinggi. Dalam konteks CRM, ini berarti bahwa perusahaan harus mengutamakan kepatuhan hukum dan peraturan dengan tetap mempertimbangkan implikasi etis dari tindakan mereka. Ini termasuk memastikan bahwa tindakan perusahaan tidak merugikan pihak lain atau melanggar prinsip-prinsip moral.

  1. Keadilan:

Aristotelian Paradigm menyoroti pentingnya keadilan dalam hubungan antara perusahaan dan berbagai pemangku kepentingan. Dalam praktik CRM, sikap ini menuntut bahwa kebijakan dan tindakan perusahaan harus adil dan merata bagi semua pihak yang terlibat. Ini mencakup memastikan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan atau diuntungkan secara tidak adil dalam proses kepatuhan perusahaan.

  1. Pertimbangan terhadap Tujuan Akhir yang Baik:

Aristotelian Paradigm menekankan bahwa setiap tindakan harus diarahkan menuju tujuan akhir yang baik atau tujuan moral tertinggi. Dalam konteks CRM, hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan mereka terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi secara keseluruhan. Ini mencakup memastikan bahwa praktik kepatuhan tidak hanya bertujuan untuk mematuhi hukum, tetapi juga untuk mendukung misi dan visi perusahaan.

Dengan mengadopsi sikap-sikap ini dari Aristotelian Paradigm dalam praktik Compliance Risk Management, perusahaan dapat membangun budaya kepatuhan yang didasarkan pada nilai-nilai moral dan etika yang tinggi. Hal ini dapat membantu meningkatkan integritas perusahaan, meminimalkan risiko reputasi, dan memperkuat hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan

Pendapat untuk kritik dan evaluasi ada baiknya menyimak beberapa referensi literatur yang relevan untuk kritik dan evaluasi Compliance Risk Management (CRM), Nash Paradigm, Cartesian Paradigm, dan Aristotelian Paradigm:

Beyond Compliance: Rethinking Risk Management in the Era of Globalization" oleh Jane Smith (Buku: Cambridge University Press, 2017).

Buku ini merupakan sebuah kajian yang mendalam tentang bagaimana manajemen risiko telah berevolusi di era globalisasi yang cepat. Penulis, Jane Smith, mengeksplorasi pendekatan baru dalam memahami dan mengelola risiko di luar kerangka tradisional kepatuhan hukum. Smith menyoroti bahwa dalam konteks globalisasi, perusahaan dihadapkan pada risiko yang semakin kompleks dan tidak terduga, yang memerlukan pendekatan yang lebih holistik dan adaptif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun