Mohon tunggu...
Riendita R P
Riendita R P Mohon Tunggu... Lainnya - Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Mahasiswa S2 Akuntansi Mercu Buana NIM 55522110024

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kritik dan Evaluasi Compliance Risk Management (CRM), Nash, Cartesian dan Aristotle

4 April 2024   16:13 Diperbarui: 4 April 2024   16:14 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evaluasi: Meskipun demikian, pemikiran Nash dapat memberikan wawasan tentang dinamika politik dan insentif di dalam organisasi yang dapat memengaruhi implementasi CRM. Memahami interaksi antara kepentingan individu dan kepentingan perusahaan secara keseluruhan dapat membantu dalam merancang sistem CRM yang lebih efektif

Dari Nash Paradigm, kita dapat mengadaptasi sikap-sikap berikut:

  1. Rasionalitas: Nash Paradigm menekankan pada prinsip bahwa individu atau entitas dalam interaksi strategis bertindak secara rasional untuk memaksimalkan keuntungan mereka sendiri. Dalam konteks ini, kita dapat mengadaptasi sikap rasionalitas dengan mempertimbangkan kepentingan dan insentif dari semua pihak yang terlibat dalam situasi atau keputusan.
  2. Interaksi Strategis: Sikap ini mencakup pemahaman bahwa tindakan kita tidak hanya mempengaruhi hasil yang kita harapkan, tetapi juga hasil dari tindakan yang diambil oleh orang lain. Dengan memahami interaksi strategis ini, kita dapat mengadaptasi sikap untuk mempertimbangkan bagaimana keputusan kita mungkin memengaruhi hasil secara keseluruhan.
  3. Analisis Risiko: Nash Paradigm menekankan pada pentingnya analisis risiko dalam konteks interaksi strategis. Dengan demikian, kita dapat mengadaptasi sikap untuk mempertimbangkan risiko-risiko yang terkait dengan setiap tindakan yang diambil, serta kemungkinan respon dari pihak lain.
  4. Kerja sama: Meskipun Nash Paradigm menekankan pada keputusan yang didasarkan pada keuntungan individu, ada juga ruang untuk kerja sama dan keseimbangan antara kepentingan yang berbeda. Kita dapat mengadaptasi sikap untuk mencari peluang kerja sama yang saling menguntungkan dalam interaksi strategis.

Dengan mengadaptasi sikap-sikap ini dari Nash Paradigm, kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika interaksi strategis dan membuat keputusan yang lebih efektif dalam berbagai situasi, termasuk dalam konteks bisnis dan manajemen risiko.

Dokpri gambar
Dokpri gambar

Cartesian Paradigm

Pemahaman: Paradigma pemikiran Cartesian mengacu pada filsafat Ren Descartes yang menekankan pada pemisahan antara subjek dan objek, serta analisis terinci dan deduktif. Dalam konteks manajemen risiko, pendekatan Cartesian menekankan pada dekomposisi risiko menjadi elemen-elemen terukur dan analisis sistematis untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko tersebut. Pendekatan ini sering kali bersifat mekanistik dan mengasumsikan bahwa lingkungan dapat diprediksi secara akurat.

Kritik: Paradigma pemikiran Cartesian sering kali dikritik karena pendekatannya yang terlalu mekanistik dan terfragmentasi terhadap manajemen risiko. Dalam konteks CRM, pendekatan yang terlalu mekanistik mungkin gagal mengakomodasi kompleksitas risiko dan interaksi antara berbagai faktor di dalam dan di luar perusahaan.

Evaluasi: Namun, pendekatan Cartesian dapat memberikan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur untuk menganalisis risiko kepatuhan. Dengan memecahnya menjadi elemen-elemen yang terukur dan dapat diprediksi, perusahaan dapat mengidentifikasi area-area yang memerlukan perhatian khusus dalam upaya kepatuhan mereka.

Dari Cartesian Paradigm, kita dapat mengadaptasi sikap-sikap berikut:

  1. Analisis Terinci: Sikap ini mencakup pendekatan yang sistematis dan terinci dalam menganalisis risiko. Kita dapat mengadaptasi sikap untuk melakukan dekomposisi risiko menjadi elemen-elemen yang terukur dan terperinci, sehingga memungkinkan untuk identifikasi yang lebih baik tentang sumber dan karakteristik risiko.
  2. Pemikiran Deduktif: Cartesian Paradigm menekankan pada pemikiran deduktif, yang berarti mengambil kesimpulan dari premis-premis yang telah diketahui atau diasumsikan. Dalam konteks manajemen risiko, kita dapat mengadaptasi sikap untuk menggunakan data dan informasi yang tersedia untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko secara logis.
  3. Keterpisahan Subjek dan Objek: Sikap ini mencakup pemisahan antara subjek (pemikiran dan pengamat) dan objek (risiko yang diamati). Kita dapat mengadaptasi sikap untuk mempertahankan sikap kritis dan objektif dalam analisis risiko, terlepas dari asumsi atau preferensi pribadi.
  4. Pendekatan Mekanistik: Cartesian Paradigm cenderung mengadopsi pendekatan mekanistik dalam analisis risiko, yang berarti memperlakukan risiko sebagai entitas terpisah yang dapat dianalisis dan dikontrol secara terpisah. Dalam mengadaptasi sikap ini, kita dapat memperlakukan risiko sebagai variabel terukur yang dapat diidentifikasi, diukur, dan dimanajemen secara terpisah.

Dengan mengadaptasi sikap-sikap ini dari Cartesian Paradigm, kita dapat mengembangkan pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis dalam manajemen risiko, memungkinkan untuk analisis yang lebih mendalam dan pengambilan keputusan yang lebih informasional.

Dokpri gambar
Dokpri gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun