Ide besar itu, berasal dari ruang-ruang kelas kecil di sekolah. Semua ide besar dan kecil dalam sejarah manusia adalah hasil pemikian kreatif dan rekaan manusia dengan izin Allah. Manusia dianugerahi Allah otak untuk berpikir dan menciptakan berbagai ilmu dan rekaan untuk hidup serta ungkapan syukur pada Sang Maha Pencipta.
Otak memiliki kemampuan luar biasa untuk menyimpan konsep dan informasi yang sama fantastisnya dengan kemampuan untuk menata kembali informasi tersebut dengan cara yang baru untuk menciptakan ide brilian. Semua ide sepanjang sejarah penemuan besar memiliki kesamaan umum, mereka berasal dari buah pemikiran manusia.
Semua peradaban manusia di masa lalu dan sekarang, India, Tiongkok, Mesir, Campa, Eropa, Amerika memiliki kesamaan umum yaitu lingkungan dan masyarakatnya mempunyai ide kreatif untuk menciptakan penemuan. Tambahan pula, mereka selalu memperbaharui penemuan melalui pendidikan dan kehidupan yang secara konstan selalu meningkatkannya. Budaya, sosial ekonomi dan sistem politik mendukung proses kreatif rakyatnya.
Pertanyaannya, bagaimana ide baru diciptakan? Sederhana saja ide baru hakikatnya adalah kombinasi ide-ide lama, pendidikan dan pembelajaranlah yang mendorong proses kreatif tersebut. Â Kreativitas sebagai sebuah kemampuan memiliki elemen kemampuan mencipta, melihat alternatif, dan membuat kombinasi atau sintesis baru. Kreatif sebagai sebuah sikap dapat dilihat sebagai sikap terbuka dan menerima perubahan. Dan, kreatif sebagai sebuah proses, ia selalu memperbaiki ide, menyelesaikan masalah dengan cara baru yang lebih mengesankan.
Mengapa harus berpikir?
Selain sebagai fitrah, berpikir merupakan upaya awal dalam membuat keputusan. "We are all natural thinkers: everyone think. "But, Â not everyone thinks as cerefully and well as they could: really good thinking can not be taken granted"(Maria Salih). Berpikir singkat dan praktis tidak dapat memandu kita dalam membuat putusan dengan tepat. Kita bisa saja membuat putusan tanpa berpikir panjang.Â
Artinya, kita memutuskan dengan gegabah. Bisa juga dalam membuat keputusan kita berdasarkan informasi yang sangat terbatas. Akibatnya putusan kita menjadi sempit atau dalam membuat putusan kita tidak menghubungan informasi penting yang kita miliki dan tidak terorganisasi sehingga putusan yang dihasilkanpun menjadi sempit. Kurangnya kejelasan tentang aspek-aspek penting dalam memecahkan masalah membuat putusan yang diambil menjadi kabur.
Oleh karena itu, kemampuan berpikir terlebih kemampuan berpikir kritis mutlak diperlukan oleh siapapun, terlebih peserta didik dan generasi penerus yang akan hidup di masa depan, yang bahkan kita pun tidak mampu membayangkan dunia masa depan mereka. Kecakapan abad-21: (1) critical thinking; (2) innovation; (3) problem solving; (4) communication; dan (5) collaboration mutlak mereka perlukan sebagai keterampilan hidup menyongsong era industri 4.0. Ruang-ruang kelas dengan pembelajaran abad-21 membantu siswa mengembangkan kompetensi yang mereka miliki untuk digunakan di luar kelas, pembelajaran tanpa menghadirkan masalah untuk dipecahkan dan keputusan untuk diambil sama dengan pembelajaran yang kering, tidak ada pemikiran kritis di dalamnya. Â
Mari kita tengok ruang kelas kita masing-masing sejenak. Apa yang terjadi jika siswa kita hanya belajar? Pasif, fakta-fakta yang disampaikan dalam pembelajaran tidak dapat dipahami, sangat miskin konektivitasnya dengan keseharian mereka. Lantas, bagaimana yang terjadi kalau siswa hanya diminta untuk berpikir, sudah pasti hasil pemikirannya akan gegabah, dangkal, sempit, dan kabur.Â
Dengan demikian, sudah saatnya guru, sebagai fasilitator, menyatukan proses belajar dan berpikir dalam satu aktivitas pembelajaran yang mendidik. Ajak siswa kita untuk melakukan proses bagaimana berpikir, bukan apa yang dipikirkan? Hal itulah yang akan menjadi dasar Thinking Based Learning.Â
Perhatikan, senarai berikut: menganalisis, mengklasifikasi, membandingkan, mempertentangkan, mencipta, mendeskripsikan, mengelaborasi, mengeksplorasi, menemukan penyebab, memutuskan, mendiagram, mengevaluasi, menggenaralisasi, mengidentifikasi, menginterpretasi, menghakimi, mengamati, memparafrase, memprediksi, memecahkan masalah, memeringkat, mengurutkan, mendukung, menyintesis, menyajikan, memvisualiasi, memberi alasan, memvalidasi, memverisikasi, dan meringkas adalah keterampilan berpikir?Â
Bukan, itu bukan keterampilan berpikir, itu adalah senarai jenis atau bagian dari berpikir. Lalu bagaimana mereka dioperasionalkan dalam pembelajaran. Ingat, berpikir adalah sebuah proses mental sehingga tidak akan tampak bila tidak diwujudkan dalam sebuah kegiatan.
Jenis-jenis berpikir tersebutlah yang harus digamit dalam  pembelajaran agar siswa menjadi terampil berpikir kritis melalui:
Praktik Baik melalui Open Compare and Contrast (CnC)
Compare and Contrast merupakan salah satu teknik dalam Thinking Based Writing. Ada tiga ide dasar atau konsep yang bisa disatukan dalam satu kata kunci, menulis. Pertama memikirkan pengetahuan sebelumnya secara mendalam dan cermat, sebagai penghubung, dengan menullis merupakan hal penting untuk menghasilkan tulisan yang apik. Kedua, memikirkan gagasan yang dalam dan kritis, seperti yang disampaikan oleh Swartz, Costa, Beyer, Reagen, dan Kallick dengan sebutan "skillful thinking", termasuk di dalamnya melatih keterampilan berpikir dan menggunakan kebiasaan berpikir habits of mind yang relevan. Ketiga, konsep yang paling efektif bahwa dengan skillful thinking dapat menghasilkan tulisan yang dalam, kritis, dan apik melalui penggunaan "peta tulisan" (writing map). Â
Penggunaan "peta tulisan" ini merupakan implementasi thinking based learning. Elemen-elemen ini secara bersamaan adalah kunci yang akan membuka pintu bagi pendekatan pembelajaran menulis yang lebih bermakna.
Penggunaan strategi berpikir yang tepat, seperti penggunaan peta pikiran akan menghasilkan  tulisan yang lebih kritis dan apik. Salah satunya dengan menggunakan Compare and Contrast. Alih-alih  bertanya apa kesamaan dan perbedaan dari dua objek yang akan dibahas, akan lebih bermakna dengan bertanya seberapa mirip kedua objek tersebut dan seberapa beda keduanya?Â
Peta Compare and Contrast ini juga akan merangsang pikiran untuk menemukan pola kesamaan dan perbedaannya serta signifikansi dari simpulan yang dihasilkan. Hal tersebut dapat disarikan dari seberapa penting kesamaan dan perbedaannya. Berikut contoh penggunaan graphic organizer dalam Open Compare and Contras (CnC).
Selanjutnya dari graphic organizer tersebut dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan kritis tentang topik yang telah dipetakan dengan pengembangan paragraf berikut.
- Siapkan dua teks Laporan Hasil Observasi (LHO) dengan tema yang sama. Contoh teks LHO tentang pemilu yang berasal dari media cetak dan siapkan LHO tentang pemilu dari rekaman media elektronik.
- Siapkan pengetahuan awal siswa dengan melakukan curah pendapat, siapkan stimulus yang memancing keingintahuan siswa.
- Respons pertanyaan siswa dengan kritis misal dengan cara:
- Menganalisis pertanyaan --Apa yang kamu maksud....?
- Memparafrase pertanyaan -- Apa kamu mengatakan...?
- Mengembalikan pertanyaan kepada siswa---Bagaimana menurutmu?
- Mengajukan pertanyaan pendukung---Saya ingin tahu apakah...?
- Mengajukan beberapa pilihan---Mungkin kita bisa...?
- Siapkan graphic organizer CnC, tuliskan kedua judul LHO yang dibaca siswa.
- Mintalah siswa mengisi graphic organizer tersebut dengan analisisnya.
- Minta siswa mengonstruksi LHO berdasarkan graphic organizer yang dibuat dengan memerhatikan aspek isi dan kebahasaan.
Mari, kita siapkan generus (generasi penerus) kita menjadi generus yang inovatif, problem solver, dan exellent decision makers karena kesuksesan hanya dimiliki oleh mereka yang tahu bagaimana berpikir dan menyelesaikan masalah-masalah dengan cara yang tidak umum/luar biasa. [RR]
Rujukan
Maria Saliha. 2019. Bahan tayang Pelatihan Hot dan Literasi. Universiti Pendidikan Sultan Idris. Malaysia
Isahak Haron. 2019. Handout Pelatihan HOT dan Literasi. Univeristy of Malaya
Zahari Othman. 2019. Bahan tayang Pelatihan HOT dan Literasi. University of Malaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H