Mohon tunggu...
Riefka Aulia
Riefka Aulia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

http://riefkaulia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perilaku Bodoh Kita yang Mengundang Gangguan Jin

24 November 2011   19:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:14 5139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau pernahkah Anda ketika memasuki suatu tempat kemudian komat-kamit "permisi" pada si empunya daerah itu? Pernah? dan sekali lagi itu termasuk syirik, lewat perantara tepatnya.

Pernahkah Anda ketika masuk ke kamar mandi dan mendendangkan lagu? Atau ketika kebelet pipis dan memilih (maaf) kencing di balik pepohonan? Atau ketika tidak sengaja menjatuhkan barang lalu tidak mengucapkan asma Allah? Atau sengaja tidak menggosok gigi dua-tiga kali sehari? atau sengaja tidak mencuci tangan dan kaki sebelum tidur? atau sengaja membuang air panas ke lubang wastafel/selokan? Pernahkah?

Oh tapi perilaku-perilaku itu bukan syirik sih, melainkan sebuah perilaku yang memancing gangguan setan/jin pada kita. Mereka juga punya kehidupan sendiri -selain mengganggu kita, mereka juga punya kewajiban untuk melangsungkan hidup layaknya manusia. Dan secara tidak sadar, perilaku kita menambah level gangguan mereka pada kita.

Untuk apa pentingnya doa sesudah dan sebelum masuk kamar mandi ada jika kita masih menyanyikan lagu di kamar mandi? Kamar mandi bukan studio rekaman. Di air lah mereka membentuk "kerajaan". Termasuk sungai, jadi mereka yang membuang sampah ke badan sungai adalah termasuk top list mereka.

Kencing dibalik pepohonan, atau memasukkan kotoran ke lubang. Kita memandangnya perilaku primitif, tapi perilaku itu sudah mengakar, menyentuh sisi sosial-budaya. Lantas apa perlunya kita belajar sopan santun? Hei, kesopanan itu ngga hanya untuk mereka yang kasat mata, tapi tak kasat mata juga.

Barang-barang yang tidak sengaja kita jatuhkan ke lantai atau tempat lainnya, juga membuang air panas ke selokan/wastafel berpotensi menjadi tempat bermain anak-anak makhluk gaib itu. Mungkin terdengar lucu, tapi kenyataannya begitu. Seorang ibu yang kedapatan anaknya menangis karena lemparan bola dari ayunan tangan kita, dan tahu bahwa kita pelakunya, bagaimana tidak kalau ibu tadi marah pada kita karena membuat anaknya menangis? Analoginya begitu. Berujung dendam kesumat, bukan gangguan lagi namanya.

Pun termasuk kebersihan diri, menggosok gigi dan mencuci tangan-kaki sebelum tidur. Kedengarannya sepele, tapi mau bagaimana lagi kalau kenyataannya setan itu suka berpelendotan di tubuh kita sesuai kesukaannya. Apalagi yang tidak membersihkan anggota tubuhnya. Termasuk di rongga mulut.

Jika kebersihan diri terpenuhi, punya toleransi antar makhluk berbeda ruang, dan perilaku tidak menyimpang tapi tetap diganggu, well..saya bisa menyarankan apa. Asal muasal mereka diciptakan untuk mengganggu. Mau bagaimana lagi :-) yang penting kan sudah membentengi diri dengan ayat-ayat Al-Qur`an.

Level gangguannya pun berbeda tiap orang, berhati-hatilah :-)

Semoga bermanfaat. Tabik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun