[caption id="attachment_348575" align="aligncenter" width="420" caption="Makam Raja Sidabuntar"]
[caption id="attachment_348576" align="aligncenter" width="420" caption="Komplek Makam Raja Sidabuntar"]
[caption id="attachment_348577" align="aligncenter" width="560" caption="Berfoto Bersama Boneka Sigale - Gale"]
Kami melanjutkan perjalanan mengelilingi Pulau Samosir dari selatan, sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan ke arah Danau Toba dari berbagai sudut pandang yang begitu indah, kami juga menemukan air terjun yang sangat tinggi di pinggir jalan. Namun perjalanan ini ternyata sangat melelahkan karena tanpa kami sadari perjalanan mengelilingi Pulau Samosir total berjarak sekitar 90 Km, sehingga memakan waktu lama bagi kami untuk kembali ke lokasi penginapan di Tuk Tuk. Setelah perjalanan jauh sampailah kami di Museum Huta Bolon, di Simanindo. Di lokasi ini terdapat Rumah Adat Batak yang sangat orisinil, membuat kami merasa berada di tengah perkampungan adat Batak. Rumah adat berposisi sejajar berdiri tegak di kiri dan kanan gerbang masuk. Momen ini tidak kami lewatkan begitu saja tanpa berfoto. Di komplek museum ini juga terdapat bangunan menyerupai rumah adat tempat menyimpan berbagai barang tradisional Sumatera Utara. Di Simanindo juga kami berhenti sejenak di Pantai Parbaba, pantai pasir putih di tepi Danau Toba.
[caption id="attachment_348578" align="aligncenter" width="560" caption="Di Museum Huta Bolon, Simanindo"]
Saat itu sudah sekitar pukul 14:30, dan sudah mulai hujan gerimis. Kami melanjutkan perjalanan menuju satu tujuan terakhir, yaitu Rumah Siallagan dan Batu Kursi Persidangan di Ambarita, yang berada tidak jauh dari Tuktuk. Rumah Siallagan merupakan rumah adat batak, sama seperti Rumah Bolon, tetapi dengan desain yang agak berbeda pada bagian atapnya. Di komplek wisata ini juga terdapat Batu Kursi Persidangan, yang merupakan tempat para raja memutuskan keputusan penting pada zaman dahulu, termasuk keputusan menghukum mati tawanan. Kesan mistis pun kembali hadir di komplek wisata ini.
[caption id="attachment_348581" align="aligncenter" width="560" caption="Rumah Adat Siallagan dan Batu Kursi Persidangan"]
Setelah kami mengunjungi Rumah Siallagan, kami segera bergegas kembali ke Tuktuk. Kami menyempatkan berkunjung ke Rumah Makan Padang Islam yang berlokasi tidak jauh dari penginapan kami. Sebagai informasi, di Sumatera Utara terdapat beberapa rumah makan Islam, yang berarti rumah makan ini menyediakan masakan halal.
Sekitar pukul 17:00 kami sampai kembali di hotel. Pesan saya setelah perjalanan jauh hari ini adalah, lokasi wisata inti di Pulau Samosir adalah Tomok, Simanindo, dan Ambarita. Bagi wisatawan yang memiliki keterbatasan waktu, tidak perlu berputar mengelilingi Pulau Samosir karena perjalanan sangat jauh dan menghabiskan banyak waktu. Tetapi bagi yang bersantai, jika berkeliling Pulau Samosir maka akan mendapat pemandangan yang sangat indah.
Malam itu kami beristirahat karena keesokan harinya kami akan berangkat mengunjungi orangutan di Bukit Lawang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H