Mohon tunggu...
M RIDWAN RADIEF
M RIDWAN RADIEF Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Aku adalah tanda tanya untuk sesuatu yang bernama "ILMU"..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila

1 Juni 2016   15:28 Diperbarui: 1 Juni 2016   15:49 3299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pancasila adalah warisan jenius Nusantara. Sesuai dengan karakteristik lingkungan alamnya, sebagai negeri lautan yang ditaburi pulau – pulau (archipelago), jenius nusantara juga merefleksikan sifat lautan. Sifat lautan adalah menyerap dan membersihkan, menyerap tanpa mengotori lingkungannya. Sifat lautan juga dalam keluasannya, mampu menampung segala keragaman jenis dan ukuran. Latif (2012:2).

Pancasila tumbuh dari rintisan gagasan intelektual yang digali dari tanah air Indonesia dan merupakan refleksi semangat jiwa bangsa Indonesia untuk mendesain kehidupan yang bermoral dan bermartabat. Hingga Pada 1 juni 1945, Soekarno dengan lantang menyerukan pancasila sebagai dasar negara. Inti sari pancasila yang diserukan Soekarno adalah gotong royong sehingga bisa dikatakan bahwa pancasila adalah ideologi gotong royong. Menurut Soekarno, Gotong royong adalah paham yang dinamis, lebih dinamis daripada kekeluargaan. Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu membantu bersama. Memeringati hari lahir pancasila yang ditetapkan 1 juni tidak bisa dipandang dengan eforia libur nasional semata melainkan lebih dari itu yakni gotong royong dalam hal – hal yang sederhana seperti kerja bakti, membantu yatim piatu, dan lain sebagainya. Ini bisa kita lakukan dalam rangka mengisi hari libur nasional yang akan datang.

Oleh karena Pancasila merupakan titik temu pelbagai ideologi yang mengikat bangsa Indonesia dalam satu simpul kekeluargaan dan dalam satu semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” . Maka tanggal 1 juni menjadi momentum perekat persaudaraan dari sabang sampai merauke. Seperti yang dikatakan Soekarno “Tetapi kecuali pancasila adalah satu Weltanschauung, satu dasar falsafah, Pancasila adalah satu alat pemersatu, yang saya yakin seyakin – yakinnya Bangsa Indonesia dari sabang sampai merauke hanyalah dapat bersatupadu di atas dasar pancasila itu”.

Meski demikian, sayang seribu sayang, das sollen ideologi Pancasila hari ini belum dapat dijiwai sebagai falsafah dan keselematan berbangsa dan bernegara. Bisa kita lihat, Bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi krisis dan tantangan. Salah satu tantangan tersebut adalah nilai – nilai pancasila tidak dijadikan sumber etika dalam berbangsa dan bernegara oleh sebagian masyarakat dan petinggi negara.

Hal itu kemudian melahirkan krisis akhlak dan moral yang berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum, korupsi, pemerkosaan, dan pelanggaran hak asasi manusia. Absennya pancasila di negeri ini menimbulkan banyak permasalahan. Salah satu di antara permasalahan tersebut adalah kasus Yuyun dan Eno yang diperlakukan dengan tidak manusiawi. Mereka adalah korban dari gelapnya mata hati manusia. Negeri ini telah porak – poranda.

Orang bilang tanah kita tanah surga. Pelbagai macam kekayaan tumbuh dari tanah Indonesia, mata air melimpah ruah berubah menjadi air mata kehidupan. Saling sikut kekuasaan, yang kaya dapat tahta, yang miskin menderita.

Pada titik ini, urgent untuk segera menghadirkan pancasila secara nyata dalam pelbagai aspek kehidupan sehingga dapat menjadi tameng dari serangan perbuatan yang tidak mencerminkan keindonesiaan.

Aktualisasi

Sumber jati diri dan haluan negara indonesia adalah pancasila. Pancasila menjadi konsensus nasional yang digali dan lahir dari jiwa rakyat Indonesia yang kemudian diyakini sebagai prinsip fundamen dan rujukan hidup ke arah peradaban.

Salah satu instrument yang dapat mengendalikan kehidupan bangsa yakni dengan cara mengembalikan pancasila sebagai jati diri pribadi bangsa. Saatnya menyeret anak negeri ke rel yang benar. Penetrasi Pancasila harus menghancurkan dinding tebal hedonisme yang selama ini memenjarakan anak negeri dalam ruang yang hampa nasionalisme. Lalu bagaimana menghadirkan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

Pancasila harus hadir dalam institusi pendidikan baik formal maupun nonformal. Pertama, pancasila harus hadir dalam wujud perbuatan yang mulia. Di sini, tenaga pendidik punya peran yang signifikan melalui transfer nilai yang ada pada dirinya. Penulis setuju jika kemudian tenaga pendidik dilarang merokok dalam lingkungan sekolah.

Kedua, penguatan nilai – nilai agama dalam kurikulum sekolah. Nilai – nilai agama ini menjadi penting karena agama adalah pondasi dan sumber etika yang penulis percaya ketika nilai – nilai agama semakin kuat dipegang maka di dalamnya ada campur tangan tuhan melalui hidayah.

Ketiga, Pancasila harus hadir dalam regulasi. Pancasila menjadi tameng penangkal potensi – potensi kejahatan melalui seperangkat kebijakan. Salah satunya seperti regulasi larangan minuman keras. Penulis setuju jika minuman keras dilarang beredar di negeri ini karena miras merupakan sumber kejahatan.

Menyikapi dan Menghayati

Pancasila harus menjadi realitas dan bertransformasi dalam wujud perbuatan yang berketuhanan, berprikemanusiaan, dan gotong royong dalam kebaikan. Pancasila harus bertransformasi dalam wujud Perbuatan yang berketuhanan yang merefleksikan kehidupan yang bermoral, toleran, selaras dan seimbang serta menolak segala perbuatan yang menistakan serta menjadikan agama sebagai sumber rujukan hidup. Nilai ketuhanan adalah cahaya yang akan menuntun kita dari gelapnya jantung kehidupan menuju kemanusian dengan prinsip egaliter, adil dan beradab serta perbuatan yang memanusiakan manusia baik dalam perspektif hukum maupun dalam pemenuhan hak asasi manusia. Ketika bangsa ini saling berpegangan dalam lingkaran ketuhanan dan kemanusian maka kita akan saling bahu membahu dalam mewujudkan keadilan dan kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun