Era post-truth, di era ini sosial media jadi salah satu sumber informasi, dimana sering terjadi penyebaran hoax baik di sengaja maupun tidak di sengaja maka dari itu pentingnya untuk kita dapat memfilter fakta di era sosial media ini. Terdapat banyak sekali informasi yang beredar di era sosial media,maka itu kita harus dapat memiliki kemampuan literasi digital yang baik seperti mengetahui dampak negatif dari penyebaran hoax , dan mampu memfilter informasi dengan benar.
Nah apa sih Kemampuan Literasi Digital itu?
Sabrina,A. R.(2019) berpendapat bahawa tujuan literasi digital adalah pengontrolan pesan dalam memaknai pesan yang beulang-ulang di sosial media dan iya menumkan bahwa literasin digital dapat menjadi cara yang efektif untuk menanggulangi informasi palsu (hoax).Nah bisa kita simpulkan bahawa literasi digital adalah kemampuan kita untuk mengkeritisi sebuah informasi yang terus muncul yang memungkinakan kita untuk memfilter fakta dan terhindar dari informasi hoax. Maka dari kemampuan kita dalam literasi digital menjadi kunci utama dalam memfilter fakta dan menghindari hoax.
Bagaimana Hoax Menyebar ?
Sebelum kita memfilter suatu fakta informasi kita harus mengetahui dulu nih bagiamana penyebaran hoax di soial media. Yani, C. (2020) dalam jurnalnya menyatakan bahwa penyebaran konten hoax di sisoal media di karenakan masyarakat di era post-truth lebih menerima  konten sentimen di bandingkan fakta yang sebenarnya dan penyebaran hoax juga di pengaruhi oleh hukum yang kuang jelas mengenai hal tersebut. Bisa kita simpulkan nih bahwa masyarkat kita lebih suka hal yang sentimental dalam menangkap informasi dari sosial media sehingga terkadang kita sulit menerima sebuah informasi yang bersifat fakta maka dari itu kita harus lebih mendahulukan fakta dari pada emosi snentimental yang ada.
Bagaimana cara Memfilter Fakta di Era Sosial Media !
Memfilter Fakta di era soial media dapat di lakukan dengan kecakpan literasi digital salah satunya adalah mengenali ciri ciri konten hoax. Dalam jurnal Nisa,K. (2024),Yosep dikutip dari Herman 12 ciri ciri hoax yang dapat di identifikasi yakni :
1. Â membuat kecemasan, kebencian, permusuhan.
2.  Sumber yang tidak  jelas  dan  tidak  ada  per tanggung  jawaban nya.
3. Pesan bersifat sepihak, menyerang individu atau kelompok tertentu , dan tidak bsersifat  netral.
4. Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal.
5. Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.
6. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.
7. Memberi penjulukan.
8. Minta supaya di-share atau diviralkan.
9.  Menggunakan  argumen  dan  data  yang  sangat  teknis  supaya  terlihat  ilmiah dan dipercaya.
10.  Artikel  yang  ditulis  biasanya  menyembunyikan  fakta  dan  data  serta memelintir pernyataan narasumbernya.
11.  Berita  ini  biasanya  ditulis  oleh  media  abal-abal,  di  mana  alamat  media  dan penanggung jawab tidak jelas.
12.  Manipulasi  foto  dan  keterangannya.Foto-foto  yang  digunakan  biasanya sudah  lama  dan  berasal  dari  kejadian  di  tempat  lain  dan  keterangannya  juga dimanipulasi(As et al., 2023).
Nah jadi dengan lietarsai digital dengan cara identifiaski  menggunkakan 12 ciri ciri hoax di atas kita bisa memfilter suatu fakta yang beredar di soisal media dengan lebih baik .
Kesimpulan PembahasanÂ
Nah dengan mengetahui apa itu literasi digital, bagimana penyebaran hoax dan memfilter fakta dengan mengidentifikasi ciri ciri hoax pada suatu informasi harapan saya adalah pembaca sekalian bisa lebih meningkatkan kecakpakan literasi digital sebagi kunci utama untuk memfilter Fakta di era post-truth yang dimana banyak hoax beredar di era soisal media. Dengan mengetahui apa itu literasi digital, bagimana penyebaran hoax dan memfilter fakta dengan mengidentifikasi ciri ciri hoax pada suatu informasi.
Rujukan artikel :
Sabrina, A. R. (2019). Literasi Digital Sebagai Upaya Preventif Menanggulangi Hoax. Communicare : Journal of Communication Studies, 5(2), 31--46.Â
Nisa, k. (2024). Peran Literasi di Era Digital Dalam Menghadapi Hoaks dan Disinformasi di Media Sosial. Impressive: Journal of Education, 2(1), 1-11.Â
Yani, C. (2020). Pencegahan Hoax Di Media Sosial Guna Memelihara Harmoni Sosial. Jurnal Lemhannas RI, 7(4), 15-21.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H