Mohon tunggu...
Ridwan Malik Akbar
Ridwan Malik Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

Hai temen temen.. Kenalin aku Ridwan, Mahasiswa yang suka banget nulis dan bikin konten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenal Lebih Dekat dengan Antropologi Sastra

6 November 2024   16:16 Diperbarui: 6 November 2024   16:20 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kritikus mungkin tidak memiliki pemahaman mendalam tentang budaya masyarakat yang digambarkan dalam novel. Misalnya, seorang kritikus Barat mungkin kesulitan memahami aspek budaya Indonesia, seperti adat istiadat atau kepercayaan lokal, sehingga menghambat analisis yang akurat.

Nuansa budaya dan istilah khusus dalam bahasa asli novel seringkali sulit diterjemahkan. Misalnya, dalam novel Indonesia yang menggunakan bahasa Jawa atau istilah lokal, beberapa nilai atau konteks budaya bisa hilang saat dialihbahasakan ke dalam bahasa asing.

Untuk memahami latar budaya dengan baik, kritikus membutuhkan riset mendalam yang mungkin sulit diperoleh. Tanpa riset yang cukup, analisis antropologis mungkin terkesan dangkal dan tidak akurat.

Pendekatan antropologi sastra berfokus pada bagaimana budaya, adat, dan nilai sosial tergambarkan dalam karya sastra. Dengan demikian, pembaca dapat mendapatkan wawasan tentang sistem nilai, keyakinan, dan struktur sosial masyarakat yang mungkin sangat berbeda dari budaya mereka. Pendekatan ini memanfaatkan analisis etnografis dan pemahaman kontekstual yang mendalam terhadap elemen-elemen budaya.

Salah satu contoh adalah novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Novel ini mengangkat kehidupan sebuah desa di Jawa dan memaparkan peran seorang ronggeng yang memiliki posisi unik di masyarakat. Melalui kisah ini, pembaca dari budaya lain dapat memahami nilai-nilai masyarakat agraris di Indonesia, hubungan antara tradisi dan spiritualitas, serta kompleksitas norma sosial terkait posisi perempuan dalam budaya tersebut. Misalnya, sosok ronggeng dilihat bukan hanya sebagai penari, tetapi juga simbol eksistensi budaya Jawa yang sarat makna historis dan spiritual.

Dengan membaca novel ini dari perspektif antropologi sastra, pembaca dapat:

  • Memahami nilai-nilai kolektivisme, di mana hubungan antaranggota masyarakat sangat erat dan penting.
  • Menyadari bagaimana adat dan kepercayaan lokal mempengaruhi peran dan status perempuan di dalam masyarakat.
  • Melihat hubungan antara manusia dan alam sebagai aspek sentral dalam kehidupan masyarakat agraris.

 

Daftar Pustaka

  1. Endraswara, Suwardi. (2011). Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS.
  2. Ratna, Nyoman Kutha. (2003). Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  3. Pradopo, Rachmat Djoko. (2003). Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  4. Geertz, Clifford. (1983). Interpretasi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius. (Sebagai rujukan dalam memahami metode etnografi budaya)
  5. Bascom, William. (1973). Folklore and Anthropology. Los Angeles: University of California
  6. Utomo, Bambang Irawan. (2008)/ "Chairil Anwar dan Identitas Budaya Indonesia'' Jurnal Sastra Indonesia, 6(2): 45-57
  7. Teeuw, A. (1980). Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
  8. Endraswara, S. (2011). Antropologi Sastra: Pendekatan, Teori, dan Terapan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
  9. Ratna, N. K. (2013). Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreativitas Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  10. Tohari, A. (1982). Ronggeng Dukuh Paruk. Jakarta: Gramedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun