Mohon tunggu...
Ridwan L
Ridwan L Mohon Tunggu... Editor - ASN Kemenkumham

Pernah belajar di FE Unkhair dan FEB UGM. Tinggal di Jogja. Dari Ternate.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Misi Messi

21 Juli 2021   13:36 Diperbarui: 21 Juli 2021   14:47 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan Copa Amerika tahun 2021 telah berakhir. Argentina berhasil meraih juara. Messi adalah bintang. Selain juara Copa Amerika, pemain terbaik sekaligus top skor berhasil ia dapatkan. Capaian tim nasional Argentina tentu menjadi luar biasa karena mengalahkan Brazil di kandangnya sendiri.

Brazil adalah negara produsen talenta sepakbola kelas dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, tradisi yang diwarisi pemain Samba tak hanya lihai dalam membangun kerja sama tim solid, namun juga ragam prestasi fenomenal individu.

Sejarah sepakbola modern tanpa keberadaan pemain tim nasional Brazil akan terasa hambar. Tradisi Jogo Bonito adalah warisan berharga pemain Brazil. Jogo Bonito berasal dari bahasa Portugis yang artinya "permainan cantik". Produk pemain Brazil rata-rata memiliki skil individu memukau. 

Skill pemain Brazil dalam mengolah bola serupa pesulap. Mampu menghipnotis sekaligus menghibur pemain dan penonton dalam sebuah laga sepakbola. Sebut saja Pele, Romario, Ronaldo, Ronaldinho, Robinho, Neymar, dan banyak pemain lain yang menjadi andalan tim-tim besar Eropa.

Wajar jika 5 gelar Piala Dunia dan 9 trofi Copa Amerika telah menjadi milik Brazil. Tentu banyak yang menjagokan tim besutan Adenor Leonardo Bacchi menjuarai Copa Amerika saat melawan Argentina saat final kemarin.

Saya termasuk yang mengagumi pemain Brazil. Sihir Ronaldo dan Ronaldinho saat bermain sepakbola menjadi alasannya. Sejak dulu, saat masih remaja dan ikut sekolah sepakbola, saya bersama teman-teman selalu belajar bagaimana trik mengoceh dan free style kedua pemain itu.

Namun, pada final Copa Amerika kemarin, jika ditanya siapa yang dipilih antara Brazil vs Argentina? Saya lebih menjatuhkan harapan kepada Argentina untuk menjuarai Copa Amerika.

Berdasarkan catatan sejarah, tim nasional Argentina masih kalah dalam koleksi gelar Piala Dunia dengan hanya meraih 2 trofi dibandingkan tim nasional Brazil. Namun Argentina berdasarkan catatan lebih unggul dalam raihan gelaran Copa Amerika dengan sebelumnya mengoleksi 14 trofi, dan disempurnakan menjadi 15 trofi di bawah kapten kesebelasan Lionel Messi. Tentu saja, bukan itu yang menjadi dasar saya lebih berharap Argentina juara. Pilihan saya ke Argentina lebih karena ketertarikan pada momen sekaligus menjadi misi Messi.

Jika Messi cs mampu memenangi Copa Amerika, ini akan menjadi momen berharga bagi Messi dalam melengkapi prestasi bersama timnas Argentina. Semua tahu, prestasi Lionel Messi bersama klub Barcelona melampaui para pendahulunya. Prestasi individu di Barca? Jangan ditanya. Kritik para pengamat pada jebolan La Masia hanya satu: prestasi yang masih kering bersama timnas Argentina.

La Pulga, julukan Messi, yang mengawali debutnya bersama timnas Argentina pada usia 18 tahun 17 Agustus 2005 itu, hanya mampu membawa timnas Argentina pada final Piala Dunia 2014. Termasuk pada final Copa Amerika pada 2007, 2015, dan 2016 dengan hanya meraih runner-up.

Final Copa Amerika antara Argentina vs Brazil di stadion Maracana, Rio de Jenairo adalah momen yang diperjuangkan Lionel Messi. Akan terasa lengkap jika Messi mampu memimpin tim memenangi Copa Amerika sebelum nantinya gantung sepatu. Sebaliknya, akan menjadi titik paling emosional dalam karir sepakbola Messi, jika belum mampu membawa Argentina menjuarai Copa Amerika melawan Brazil.

Tapi itulah Messi. Ia termasuk pemain rendah hati sekaligus paling sabar. Kesabaran Messi akhirnya terbayarkan pada final Copa Amerika kemarin. Messi mampu menuntaskan misinya. 

Sumber: Instagram Afaseleccion
Sumber: Instagram Afaseleccion

Menariknya, momen yang paling menguras emosi itu tidak hanya ia dedikasikan kepada pendukung Argentina, keluarga, sahabat, dan Diego Armando Maradona. Tak lupa, pada momen penuh energi itu Messi mendedikasikan kemenangan Copa Amerika juga untuk masyarakat dunia yang kini harus berjuang melawan pandemi Covid-19.

"Jangan lupa, masih banyak yang tersisa untuk kembali ke kehidupan normal, dan mari manfaatkan kebahagiaan ini untuk mendapatkan sedikit kekuatan dalam melawan virus bersama," kira-kira begitu yang ditulis Lionel Messi pada akun instagramnya (12/07/2021).

Lantas, apakah itu akan menjadi akhir "misi Messi"? Tentu saja tidak.

Piala Dunia Qatar tahun 2022 akan menjadi target pemain rendah hati itu. Capaian trofi Piala Dunia merupakan momen paripurna dirinya. Akankah misi Messi akan mampu ia tuntaskan di Qatar nanti? Penantian momen itu masih harus menelusuri jalan panjang nan berliku. Satu hal yang pasti, Messi telah menulis impian itu pada lembar sanubarinya.

Mari menanti sambil tetap menang melawan pandemi ini.

Ternate, Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun