Konotasi Negatif vs. Positif: Bahasa yang digunakan untuk menggambarkan tindakan JJ mungkin penuh dengan konotasi negatif, sedangkan perjuangan Karsan digambarkan dengan kata-kata yang heroik dan penuh semangat.
Simbolisme dan Metafora: Ada kemungkinan penggunaan simbolisme dan metafora dalam dialog dan narasi untuk menyoroti tema-tema utama seperti korupsi, ketidakadilan, dan perjuangan melawan penindasan.
- Â Bahasa Formal dan Sejarah:
Dialog dalam film ini menggunakan bahasa yang formal dan kadang-kadang berbunga-bunga, mencerminkan setting abad ke-19 di India. Ini membantu menciptakan suasana historis, tetapi kadang terasa kaku dan tidak alami.
  Contoh: Karakter utama mungkin akan mengatakan, "Saya akan memastikan bahwa kebenaran terungkap dan keadilan ditegakkan," dibandingkan dengan bahasa yang lebih alami seperti, "Saya akan pastikan kebenaran muncul dan keadilan ditegakkan."
- Penggunaan Bahasa untuk Karakterisasi:
:Setiap karakter dalam film ini memiliki gaya bicara yang mencerminkan kepribadian dan latar belakang mereka.
  Contoh: Kandas, sebagai seorang reformis dan jurnalis, mungkin menggunakan bahasa yang tegas dan penuh semangat seperti, "Kita harus melawan ketidakadilan ini dengan segala daya upaya kita." Sedangkan JJ, pemimpin agama, mungkin berkata dengan bahasa yang lebih manipulatif, "Aku adalah perantara Tuhan, dan hanya aku yang bisa membimbing kalian."
- Penggunaan Narasi untuk Menyampaikan Tema:
 Narasi sering digunakan untuk menjelaskan tema-tema penting seperti eksploitasi agama, pernikahan janda, dan penindasan terhadap kaum yang dianggap 'tidak tersentuh'. Namun, kadang terlalu eksplisit dan kurang subtil.
  Contoh: Narator mungkin berkata, "JJ menggunakan agama sebagai alat untuk memenuhi keinginan pribadinya," yang terdengar lebih mengajar daripada menunjukkan melalui aksi karakter.
- Kontraksi dan Gaya Bicara:
Beberapa dialog terlihat tidak alami karena terlalu dipaksakan untuk terdengar formal.
  Contoh: Alih-alih menggunakan bahasa sehari-hari seperti, "Apa yang akan kita lakukan sekarang?" karakter mungkin mengatakan, "Langkah apa yang akan kita ambil selanjutnya?"
- Kekakuan dalam Ekspresi Emosional:
Penggunaan bahasa dalam menyampaikan emosi juga terasa kurang efektif. Karakter utama, Kandas, sering kali tidak menunjukkan emosi yang sesuai dengan situasi.