Mohon tunggu...
Ridwan Lanya
Ridwan Lanya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Ridwan Lanya, mahasiswa Universitas Madura, menempuh program studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Menulis menjadi hobi meningkatkan kreativitas. Melalui karya, seperti esai dan puisi, sedang mengasah kemampuan menulis sekaligus mengekspresikan diri. MENULISLAH SEBELUM DITULIS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batu Penyesalan

4 Desember 2024   19:58 Diperbarui: 4 Desember 2024   20:06 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

oleh:ridwan lanya 

Karya sastra adalah hasil interpretasi imajinasi pengarang yang bertujuan menyampaikan ide, pandangan, atau informasi kepada pembacanya. Karya sastra selalu berkaitan dengan unsur fiksionalitas karena mengandung imajinasi. Fiksionalitas ini biasanya terhubung dengan aspek kehidupan pribadi, hubungan antarmanusia, atau interaksi dengan Tuhan. Selain itu, karya sastra memiliki nilai estetika yang menjadikannya menarik. Setiap karya memiliki daya tarik tersendiri, disusun dengan struktur yang koheren, dan mengandung nilai estetika yang khas. (Damono, 2011)

Sebagai pembaca yang menikmati karya sastra, menganalisis dan memahami karya sastra merupakan bentuk apresiasi terhadap karya tersebut. salah satu caranya yaitu dengan mengkaji unsur intrinsik yang terkandung didalam cerpen tersebut. menganalisis unsur intrinsik tersebut, menggunakan teori analisis strukturalisme. Teori strukturalisme dalam karya sastra yaitu prosa yang  berhubungan  dengan  unsur-unsur  intrinsiknya.  Unsur-unsur  intrinsik  yang  terdiri  dari tema, fakta cerita, dan sarana cerita.

Strukturalisme cerpen "Anak yang Durhaka kepada Ibunya" karya Moh Sulton bertujuan untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan aspek struktural yang terkandung dalam cerpen tersebut. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami makna yang tersirat dalam cerita tersebut.

Dalam suatu cerpen pentingnya pemahaman yang lebih mendalam terhadap aspek-aspek intrinsik yang membangun cerpen. Dengan menggunakan teori strukturalisme, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh mengenai hubungan antarunsur cerita, seperti alur, tokoh, latar, dan tema, yang berperan penting dalam membentuk makna cerpen tersebut.

Dalam teori strukturalisme untuk mengkaji cerpen "Anak yang Durhaka kepada Ibunya" karya Moh Sulton, dengan tujuan untuk menggali bagaimana elemen-elemen dalam cerita tersebut bekerja sama untuk menyampaikan pesan moral tentang pentingnya berbakti kepada orang tua. Sehingga bisa diharapkan memberikan kontribusi terhadap pemahaman sastra Indonesia dan memperkaya kajian tentang cerita rakyat dan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.

1. TEMA 

Tema merupakan ide utama yang menjadi inti sebuah cerita, berfungsi sebagai landasan yang menyatukan semua unsur intrinsik dalam karya sastra. Dalam cerpen “Anak yang Durhaka kepada Ibunya” karya Moh Sulton, tema utamanya adalah konsekuensi atas kedurhakaan terhadap orang tua serta pentingnya berbakti kepada mereka sebagai sebuah kewajiban moral dan sosial. Menunjukkan akibat tragis dari pengkhianatan seorang anak kepada orang tuanya, yang digambarkan melalui kisah Malin Kundang yang menolak mengakui ibunya demi menjaga status sosialnya.

Tema ini tidak hanya membahas konflik personal antara Malin dan ibunya, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai universal tentang tanggung jawab, kasih sayang, dan penghormatan kepada orang tua. Dalam cerita ini, fakta-fakta yang membangun tema terlihat dari hubungan awal Malin dan ibunya penuh kasih sayang, berubah menjadi konflik saat Malin telah menjadi kaya raya, mengingkari janjinya untuk pulang dan malah menolak ibunya ketika mereka bertemu kembali. Pada puncak konflik terjadi ketika Malin menyangkal bahwa wanita tua itu adalah ibunya, semata-mata untuk melindungi reputasinya di hadapan istrinya.

Cerita ini secara keseluruhan menggambarkan bahwa kedurhakaan terhadap orang tua tidak hanya melanggar norma keluarga, tetapi juga nilai-nilai sosial lebih luas. Hukuman yang diterima Malin, berubah menjadi batu, menjadi simbol akibat dari pengkhianatan terhadap hubungan dasar dalam kehidupan manusia. Fakta-fakta seperti perjuangan ibu Malin dalam mengasuhnya di tengah kesulitan, perubahan sikap Malin setelah meraih kekayaan, hingga kutukan mengakhiri hidupnya, hal ini memperkuat tema utama cerita.

Dengan membaca keseluruhan cerita, pembaca akan memahami bahwa kedurhakaan terhadap orang tua tidak hanya melukai perasaan mereka tetapi juga membawa dampak buruk bagi pelakunya. Di dalamnya menegaskan ajaran moral bahwa berbakti kepada orang tua suatu  kewajiban yang membawa kebaikan, sementara pengingkaran terhadap tanggung jawab ini akan mendatangkan hukuman setimpal. Pesan moral ini menjadi inti dari cerpen “Anak yang Durhaka kepada Ibunya,” yang mengingatkan pentingnya menghormati orang tua sebagai salah satu dasar kehidupan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun