Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan
Muhammad Ridwan Mohon Tunggu... Relawan - Fungsionaris DPP Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES)

Orang biasa saja, seorang ayah, sejak tahun 2003 aktif dalam kegiatan community development. Blog : mediawarga.id e-mail : muh_ridwan78@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Dari Tun Abdul Razak ke Najib Razak, Lompatan Besar Mahathir dan Relasi Sosial di Malaysia

14 Oktober 2015   23:18 Diperbarui: 22 Oktober 2015   01:17 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelebihan Mahathir dibidang Ekonomi adalah, dia tidak mau tunduk terhadap "rayuan IMF" ketika krisis menghadang Asia Tenggara tahun 1997-1998, desakan datang dari berbagai pihak termasuk dari Anwar Ibrahim, sang pewaris tahta Malaysia agar Mahathir menerima paket kebijakan IMF. Akhirnya Malaysia lolos dari lobang jarum "krisis ekonomi", beda dengan Indonesia yang terpuruk pada tahun 1998 karena tunduk terhadap kebijakan IMF.

Setelah mencapai puncak kejayaan Malaysia, Soekarno Kecil mengundurkan diri setelah berkuasa 22 tahun pada tahun 2002.

Namun, dibidang politik dan demokrasi, Malaysia jauh tertinggal dari Indonesia. Terjadi tsunami politik ketika "pewaris tahta" Malaysia Anwar Ibrahim dipenjara. Mahathir mewariskan "tahtanya" kepada Abdullah Badawi. Namun tidak lama, Abdullah digantikan oleh Najib Razak, putra perdana menteri pertama sekaligus pendiri Malaysia Tun Abdul Razak.

Namun di era Najib Rajak, Malaysia terjadi penurunan di bidang ekonomi dan stabilitas politik mulai goyah karena sering ada tekanan dari  oposisi.  

Banyak skandal korupsi terungkap termasuk yang dituduhkan kepada Najib Sendiri. Puncaknya terjadi pada akhir Agustus 2015 lalu, dimana ribuan demontran turun ke jalan di beberapa kota menuntut penyelidikan dugaan korupsi Najib Razak. Namun aksi tersebut dibalas oleh pendukung Najib Razak dengan menggelar demonstrasi tandingan yang mengedepankan isu sensitif yakni, anti-China.

Pendukung Najib melihat demo anti  pemerintah yang berkuasa adalah ancaman bagi "Hegemoni Melayu di Malaysia". Tentu ini bertentangan dengan cita-cita ayahanda Najib sendiri yang menginginkan Malaysia mempertahankan relasi sosial yang kokoh. Kerja keras Tun Abdul Rajak ini bisa dihancurkan oleh anaknya sendiri, Najib Rajak. Walau saya bukan warga Malaysia, patut disayangkan jika isu ini yang dikembangkan. Hanya saja, memang harus diwaspadai pihak-pihak yang mungkin "menunggangi" aksi demo anti pemerintah tersebut yang ingin Malaysia pecah-belah.

Diakui atau tidak, Muslim Melayu di Malaysia memberikan kontribusi yang baik dalam perkembangan Iptek serta ekonomi di Dunia Islam. Keutuhan Malaysia dan Indonesia akan sangat menjaga stabilitas di Asia Tenggara, walaupun cita-cita menyatukan dua negara serumpun ini masih ada...

Baca juga :

Kontrak Karya Freeport Tidak Diperpanjang, NKRI Terancam Bubar?

Hari Santri Nasional Akan Mendistorsi Makna Santri

Tentara, Politik dan Isu Kudeta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun