Dalam hati, saya menggereget, rasanya ingin sekali tampar muka kernet itu, selain arogan, sejak awal banyak menaikan penumpang, padahal bis sudah penuh sesak. ‪
Kekesalan cerita di atas lalu saya posting di Facebook dan mendapat tanggapan beragam. Seperti tanggapan dari Nu'man Abu Raffa, dia menyebut yang mengambil kebijakan tidak mau tahu nasib rakyat sebenarnya. Lalu, Dhenok Rahmani juga menanggapi, Dimanapun masyarakat yang terkena dampaknya. Lain lagi dengan tanggapan teman saya Hudiyono Ramlas, dia menyarankan rakyat minta "Kartu Diskon" kepada Jokowi dan menyatakan "Barangkali disini ada relawan jokowi.. Tolong saya dikasih tahu satu saja... program Jokowi yang sesuai dengan janjinya waktu kampanye PILPRES", tulisnya di dinding Facebook saya.
Kontroversi kenaikan BBM memang tidak akan pernah ada akhirnya. Pro dan Kontra akan selalu mengiringi setiap kebijakan yang tidak populer seperti kenaikan harga BBM. Pemerintah harus sadari, setiap kenaikan BBM Rp. 1000,-, berarti akan ada kenaikan angka kemiskinan sebesar satu persen.
Jika persentasenya bertambah dua persen, akan ada penambahan penduduk miskin sekitar lima juta jiwa dan angka kemiskinan kembali bertengger di atas 30 juta orang.
Kenyataan di atas memang tidak bisa dihindari. Kenaikan BBM mengakibatkan laju inflasi meningkat. Bank Indonesia memperkirakan, bila pemerintah menaikkan harga BBM Rp 1.000, maka akan ada dampak langsung inflasi sebesar 0,62 persen.
Jika tarif angkutan juga naik, maka secara proporsional akan ada tambahan tekanan inflasi lagi sebesar 0,78 persen. Naiknya tarif angkutan pasti berdampak tidak langsung terhadap komoditas lainnya, maka ada tambahan inflasi 0,23 persen. Sehingga total inflasi akibat kenaikan BBM adalah 1,63 persen.
Bagi masyarakat berpenghasilan tinggi, inflasi sekitar 1,63 persen mungkin tidak terasa pengaruhnya. Namun bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, inflasi tersebut akan menggerus daya beli. Sekarang kita akan melihat sama-sama, apakah kartu-kartu "Sakti" yang akan dibagikan kepada rakyat miskin mampu mengatasi dampak dari kenaikan BBM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H