Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan
Muhammad Ridwan Mohon Tunggu... Relawan - Fungsionaris DPP Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES)

Orang biasa saja, seorang ayah, sejak tahun 2003 aktif dalam kegiatan community development. Blog : mediawarga.id e-mail : muh_ridwan78@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ketika Rakyat Bertengkar di Bis Umum

25 November 2014   15:03 Diperbarui: 14 Oktober 2015   16:35 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_355933" align="aligncenter" width="640" caption="Foto Demo Hizbut Tahrir Provinsi Lampung terkait kenaikan BBM di Jalan Raden Intan Bandar Lampung. Saya bidik pada Minggu sore (23/11) dengan kamera Ponsel. Foto Demo Hizbut Tahrir Provinsi Lampung terkait kenaikan BBM di Jalan Raden Intan Bandar Lampung. Saya bidik pada Minggu sore (23/11) dengan kamera Ponsel."][/caption]

Kemarin pagi, Senin (24/11), saya naik bis ke Kotabumi dari Terminal Rajabasa, Bandar Lampung. Tapi, hari ini bukan perjalanan yang menyenangkan. Selain bis yang penuh sesak, saya dalam kondisi tidak enak badan, diperparah dengar sumpah serapah penumpang yang kecewa dengan naiknya ongkos perjalanan. Iya, di kaca depan bis ditempel pengumuman, ongkos Rajabasa-Kotabumi naik Rp. 5000 menjadi 23.000, dari semula Rp. 18.000.

Pertengkaran antara salah satu penumpang dan awak bis ini bermula ketika memasuki Lampung Tengah (Setelah Tegineneng) naiklah pasutri paruh baya. Karena kursi sudah tidak ada yang kosong termasuk kursi cadangan, terpaksa pasutri bertujuan Kotabumi itu berdiri bersama dengan penumpang lainnya di belakang.

Ketika memasuki Bandar Jaya, Pasutri ini ditagih ongkosnya dan memberikan selembar uang Rp 50.000,-. Lalu, sang kernet memberikan "susuk" (Kembalian, istilah orang Lampung) hanya Rp. 4000,-.

"Hei, Bang apa-apaan ini, kok susuknya hanya Rp. 4000,- "ujar istri dari pasutri itu dengan suara tinggi dalam dialek Lampung.

"Ongkos sudah naik Bu, tuh baca keputusan dari Organda dan Pemerintah" Jawab kernet bis itu santai.

"Kami kan tidak naik dari Rajabasa" Timpal Ibu Itu.

"Sama saja bu, Ibu naik dari mana saja, jurusan ke Kotabumi ya segitu", Ujar kernet itu dengan suara tinggi.

Si Ibu lalu naik pitam, mendengar Jawaban kernet bis itu.

"Saya tidak ikhlas, saya tidak ikhlas diperlakukan seperti ini, karena saya naik dari Tegineneng dan berdiri pula", bentak Ibu tersebut.

Lalu dengan enteng, Kernet itu menjawab, "Kalau Ibu tidak Ikhlas, tanyakan saja permasalahan itu sama Presiden kita, Organda dan Pemerintah Provinsi, mereka kan yang membuat keputusan!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun