Arti kedua, rekonsiliasi merupakan the process of making it possible for two different ideas, facts, etc. to exist together without being opposed to each other atau proses menyatukan dua ide, gagasan, fakta yang berbeda tanpa saling mempertetangkannya.
Rekonsiliasi atau Rujuk?
Jika demikian, apakah proses rekonsiliasi sama dengan arti kata "rujuk"? Timbul pertanyaan, apakah sebelumnya Presiden Joko Widodo dan Pak Prabowo Subianto berselisih, bertentangan, tidak memiliki hubungan baik? Bukankah "cebong" dan "kampret" juga kerap bersitegang dan saling caci?
Sebaiknya, kata "politik" ditulis setelah kata "rekonsiliasi" menjadi "rekonsiliasi politik". Dalam jurnal ilmiahnya, Collen Murphy tahun 2007 menjelaskan bahwa rekonsiliasi politik yakni perbaikan hubungan yang rusak di antara kelompok masyarakat atau political reconciliation involves the repairing of damaged relationships among members of a society.Â
Jadi, rekonsiliasi tidak hanya pada tingkat atas tapi juga pada level masyarakat sangat penting dan bukan "re-kursi-asi". Dalam bukunya Polisi Bahasa, Eko Endarmoko menulis bahwa "Bahasamu Kastamu" dan dalam ragam lisan, penutur cenderung berbahasa dulu, beraturan kemudian.
Sungguh, sebuah kata memiliki kekuatan dinamis sebab bahasa adalah "mantra" yang mengalir ide, nilai dan kepribadian di dalamnya. Tidak percaya? Mari bertanya pada Vikcy Prasetyo dalam "vikinisasi" dan Cak Lontong! Salam lemper! Mikir!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H