Merindukan seorang yang kita sayangi adalah suatu hal yang wajar dan lumrah, tapi pernah gak sih kita kangen dan rindu dengan tuhan kita Allah? Pasti jarang banget kita kangen sama Allah, bahkan hampir tidak pernah terlintas dihati kita untuk kangen dan rindu kepada-Nya.
Saat itu aku masih duduk dibangku kuliah, semester akhir lebih tepatnya. Kalian pasti paham bagaimana sulitnya masa-masa itu, masa dimana para mahasiswa diuji kesabarannya dan Ikhlas dengan setiap keadaan. Ya, betul sekali... Menyusun skripsi adalah sebuah aktivitas yang tidak dapat dihindari lagi oleh para mahiswa semester akhir yang ingin secepatnya pergi dari kampusnya.
Skripsi merupakan syarat untuk lulus dan menyandang gelar sarjana diseluruh kampus yang membutuhkan perjuangan ekstra dalam menyelesaikannya, terkadang jadwal bimbingan yang tidak pernah sesuai dengan dosen pembimbing, sumber yang sulit didapatkan, melawan rasa malas yang sudah akut, keuangan yang menipis karena harus mencetak setiap bab untuk bimbingan ditambah lagi selalu revisi sehingga perlu mencetak berkali-kali.
Pada masa itu, sangat berat bagiku karena melihat semua kawan sudah menyelesaikan tugasnya, namun aku masih saja berkutat dengan berlembar-lembar skripsi yang penuh dengan coretan dosen karena revisian. Memang dasarnya manusia ketika sedang butuh sesuatu barulah ingat dengan Tuhannya. Ya... Saat itu aku sedang getol-getolnya beribadah dan berdoa dengan harapan Allah memberikan kemudahan dan kelancaran dengan apa yang sedang aku upayakan.
Dan Jreeengg!!! Allah benar-benar membantuku, itu adalah momen dimana aku merasa Allah sangat dekat denganku, bagaimana bisa seorang pendosa sepertiku, doa yang baru saja terucap langsung dikabulkan oleh Allah.
Aku sedang menunggu dosen untuk melaksanakan bimbingan skripsi, kami membuat janji untuk bertemu disalah satu ruang sidang Gedung Pascasarjana tapi sudah hampir 3 jam aku menunggu tapi beliau tak kunjung datang, lalu aku pun berdoa "Ya Allah, hari ini aku mau bimbingan tp dosenku belum datang juga sampai sekarang, jika memang beliau tidak ada di Gedung ini, maka beri tahu aku dimana beliau berada dengan cara apapun itu. Aaamiin"
Qodarullah, tiba-tiba hanphoneku berdering pertanda ada telepon masuk dan itu dari salah satu kawanku. Tanpa piker panjang aku langsung menjawab telepon tersebut.
"Wan, lu gak jadi bimbingan?" Tanya seorang kawan melalui telepon
"Jadi, ini lagi nunggu di Gedung Pascasarjana" Jawabku.
" Lah, ini dosen lu ada di Gedung N" Balasnya lagi.