Mohon tunggu...
Rido Nugroho
Rido Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Public Policy and ESG Enthusiast

Tulisan adalah awal dari perubahan, tulisan dapat memengaruhi pikiran, hati, dan tindakan orang banyak. Semua dimulai dari tulisan untuk merubah dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Khutbah Jumat: Agar Tidak Menjadi Orang yang Merugi

2 Desember 2021   13:24 Diperbarui: 2 Desember 2021   13:40 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Innal hamdalillah
Nahmaduhu wanasta'inuhu wa nastaghfiruhu
Wana'udzubillahi min syururi anfusinaa
Wamin sayyi-ati a'malinaa
Man yahdihillahu falaa mudhillalah
Waman yudhlil falaa haadiyalah

Wa asyhadu alla ilaha illallah
Wahdahulaa syariikalah
Wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh

Allahumma shali 'ala muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wa man tabiahum bi ihsanin ilaa yaumiddiin

Yaa ayyuhalladziina aamanuuttaqullaha haqqa tuqaatih

wa laa tamuutunna illa wa antum muslimuun

Ibadallah,

Jamaah shalat jum'at  yang semoga ALLAH berkahi dan rahmati

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada ALLAH SW, Tuhan yang telah memberikan kita nikmat yang paling besar yaitu nikmat iman, yang nikmat tersebut merupakan bekal kita di kehidupan akhirat nanti.

Dan kita berharap semoga  ALLAH SWT tidak akan meninggalkan kita walupun hanya sekejap mata, kepadanya kita bersyukur dan kepadanya kita menggantungkan segala urusan dalam kehidupan kita.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Seorang nabi dan seorang rasul yang sempurna dan paripurna, yang di utus oleh ALLAH dalam kehidupan sebagai contoh kita dalam menjalani kehidupan.

Semoga kita mendapatkan syafaat dan pertolongan dari beliau di hari akhir nanti di saat tidak adalagi makhluk yang dapat memberikan pertolongan kepada kita.

  • tak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa sebagai dasar dari diterimanya amal ibadah yang selama ini kita lakukan, [Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam]

~(QS Al-Imran [3] : 102).~

 

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah

Tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana Allah berfirman dalm surat Adz Dzariyat ayat 56 "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." Dalam menjalankan tujuan penciptaan tersebut, Allah memberikan kita modal waktu dalam hidup ini.

Allah bersumpah dengan waktu beberapa kali di dalam al quran, hal ini menunjukan betapa istimewanya waktu, sampai Allah jadikan sumpah. Ini pesan bagi orang beriman untuk tidak menganggap sepele waktu

Dalam surat al ashr Allah telah bersumpah bahwa waktu yang diberikan kepada kita pada dasrnya adalah suatu kerugian. Kenapa ? karena pertanggung jawabannya berat ! "Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) (Pertama,) tentang umurnya dihabiskan untuk apa. (HR Tirmidzi)

Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah dengan waktu, bahwa setiap manusia berada dalam kerugian. Meskipun ia berlimpah harta, keturunan dan menjulang tinggi kedudukannya. Kecuali mereka yang menggunakan waktunya untuk 4 hal berikut:

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." [Quran Al-Ashr: 3]

Pertama: Orang-orang yang beriman.

Beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan keimanan yang jujur. Keimanan yang tidak mengandung keraguan. Dan seseorang tidak dikatakan beriman kecuali memiliki ilmu. Karena iman itu cabang dari ilmu. Yakni ilmu syar'i.

Dan setiap muslim diwajibkan untuk menuntut ilu agama. "Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah)

Kedua: Beramal shaleh.

Iman dan amal adalah dua hal yang identik. Tidak cukup seorang dikatakan beriman tanpa adanya bukti yang terwujud dalam bentuk amal. Karena iman adalah ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati, dan amalan anggota badan. Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan. Inilah iman.

Adapun orang yang beriman, tapi ia tidak beramal, yang demikian ini tidak bermanfaat keimanannya. Iman tanpa amal tak berguna. Keimanan harus dibuktikan dengan amalan.

"Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) (Pertama,) tentang tentang ilmunya diamalkan atau tidak. (HR Tirmidzi)

Maka mulai sekarang mulai audit lah diri kita, kiranya amal mana yang nanti akan kita laporkan kepada Allah

Sifat kKtiga: Saling Berwasiat dalam Kebenaran.

Tidak cukup seseorang itu hanya menjadi shaleh untuk dirinya sendiri. Keshalehannya harus membuahkan (kebaikan) untuk orang lain. Hal ini ditempuh dengan cara berdakwah di jalan Allah. Mengajak orang kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran sekadar kemampuannya.

Pada hakekatnya orang yang lalai akan kewajiban berdakwah masih berada dalam kerugian meskipun ia termasuk orang yang berilmu dan mengamalkannya. Ia masih berada dalam kerugian dikarenakan ia hanya mementingkan kebaikan diri sendiri (egois) dan tidak mau memikirkan bagaimana cara untuk mengentaskan umat dari jurang kebodohan terhadap agamanya

Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun (HR.Muslim)

Sifat Keempat: Saling Berwasiat dalam Kesabaran.

Mengerjakan amal shaleh dan ketaatan adalah sesuatu yang berat. Butuh terhadap kesabaran. Jika seseorang tidak bersabar, maka ia akan berhenti mengerjakan ketaatan. Ia akan merasa malas dan sungkan. Padahal tidak boleh malas dalam permasalahan agama.

Beramal hingga akhir hayat dibutuhkan kesabaran. Demikian juga mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Berdakwah di jalan Allah membuat seseorang berhadapan dengan hal-hal yang tidak mengenakkan. Mereka tetap mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah dari yang mungkar. Inilah kesabaran.

Pada akhir tafsir surat Al 'Ashr ini, Syaikh Abdurrahman As-Sa'di rahimahullah berkata
"Maka dengan dua hal yang pertama (ilmu dan amal), manusia dapat menyempurnakan dirinya sendiri. Sedangkan dengan dua hal yang terakhir (berdakwah dan bersabar), manusia dapat menyempurnakan orang lain. Dan dengan menyempurnakan keempat kriteria tersebut, manusia dapat selamat dari kerugian dan mendapatkan keuntungan yang besar"

Jamaah shalat jum'at yang semoga ALLAH berkahi dan rahmati, untuk menutup khutbah singkat ini, mari kita renungkan ayat berikut

"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan." [Quran Al-Mukminun: 99-100].

Semoga Allah membimbing kita untuk selalu memanfaatkan waktu dalam hidup ini dan tidak menggolongkan kita kepada orang-orang yang merugi karena waktu hidupnya tidak cukup mengumpulkan bekal amal untuk hari akhir. Mari kita manfaatkan sisa usia kita sebelum penyesalan kita tidak ada gunanya

Demikian khutbah singkat yang bisa saya sampaikan pada kesempatan Jum'at kali ini.

Baarakallaahu lii wa lakum fil quraanil 'adziim, wa nafa'anii wa iyyakum bimaa fiihi minal aayati wa dzikril hakiim. Aquulu qaulii haadzaa wastaghfirullaahal'adziima lii wa lakum wa lisaa-iril muslimiina, fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuururrahiim.

 

Khutbah Kedua:

Innal hamdalillah
Nahmaduhu wanasta'inuhu wa nastaghfiruhu
Wana'udzubillahi min syururi anfusinaa
Wamin sayyi-ati a'malinaa
Man yahdihillahu falaa mudhillalah
Waman yudhlil falaa haadiyalah


Wa asyhadu alla ilaha illallah
Wahdahulaa syariikalah
Wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh

Allahumma shali 'ala muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wa man tabiahum bi ihsanin ilaa yaumiddiin

Yaa ayyuhalladziina aamanuuttaqullaha haqqa tuqaatih

wa laa tamuutunna illa wa antum muslimuun

Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu'miniina wal mu'minaat. Al ahyaa'I minhum wal amwaati, Rabbana la tuzigh qulubana ba'da idz-hadaitana wa hablana min ladunka rahmah. Robbana 'aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa 'adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil 'aalamiin.

Wa Shallahu Ala Nabina Muhammadin wa ala ilahi wasohbihi waman tabi ikhsani ilayaumidin

Wa akhiru da'wana anilhamdulillahirabbil alamin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun