Mohon tunggu...
Rido Nugroho
Rido Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Public Policy and ESG Enthusiast

Tulisan adalah awal dari perubahan, tulisan dapat memengaruhi pikiran, hati, dan tindakan orang banyak. Semua dimulai dari tulisan untuk merubah dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Kurma

KHUTBAH JUMAT : PRIORITAS DALAM PUASA RAMADHAN

24 April 2021   05:44 Diperbarui: 24 April 2021   14:17 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Innal hamdalillah
Nahmaduhu wanasta'inuhu wa nastaghfiruhu
Wana'udzubillahi min syururi anfusinaa
Wamin sayyi-ati a'malinaa
Man yahdihillahu falaa mudhillalah
Waman yudhlil falaa haadiyalah


Wa asyhadu alla ilaha illallah
Wahdahulaa syariikalah
Wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh

Allahumma shali 'ala muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wa man tabiahum bi ihsanin ilaa yaumiddiin

Yaa ayyuhalladziina aamanuuttaqullaha haqqa tuqaatih

wa laa tamuutunna illa wa antum muslimuun

Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii' [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku" (QS. Thoha: 25-28)

amma ba'd

Ibadallah,

Jamaah shalat jum'at  yang semoga ALLAH berkahi dan rahmati

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada ALLAH SW, Tuhan yang telah memberikan kita nikmat yang paling besar yaitu nikmat iman, yang nikmat tersebut merupakan bekal kita di kehidupan akhirat nanti.

Dan kita berharap semoga  ALLAH SWT tidak akan meninggalkan kita walupun hanya sekejap mata, kepadanya kita bersyukur dan kepadanya kita menggantungkan segala urusan dalam kehidupan kita.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Seorang nabi dan seorang rasul yang sempurna dan paripurna, yang di utus oleh ALLAH dalam kehidupan sebagai contoh kita dalam menjalani kehidupan.

Semoga kita mendapatkan syafaat dan pertolongan dari beliau di hari akhir nanti di saat tidak adalagi makhluk yang dapat memberikan pertolongan kepada kita.

Tak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa sebagai dasar dari diterimanya amal ibadah yang selama ini kita lakukan, [Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam]

~(QS Al-Imran [3] : 102).~

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah

"Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah 'Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), "Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku."(HR. Muslim no. 1151)

Karena itu, Ramadhan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh setiap hamba untuk menjemput ampunan Allah serta meningkatkan derajat-nya di akhirat kelak. Dahsyatnya nilai keutamaan amal di bulan tersebut bisa tergambarkan dalam riwayat berikut ini.

Sebuah hadis yang diriwayatkan dari sahabat Thalhah bin Ubaidillah diterangkan bahwa ada dua orang shahabat, keduanya bersaudara. Salah seorang dari keduanya berangkat perang. Ia adalah orang yang lebih bersemangat dalam beramal dibanding saudaranya. Kemudian ia pun mati syahid. Sementara yang satu lagi masih diberi umur panjang hingga satu tahun setelah saudaranya tersebut syahid.

Beberapa waktu kemudian Thalhah radhiallahu 'anhu bermimpi melihat bahwa laki-laki yang meninggal dunia belakangan lebih tinggi derajatnya. Lalu keesokan harinya, Thalhah menceritakan mimpinya kepada orang-orang, dan mereka pun heran. Lalu menyanyakan perihal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam.

Mendapat pertanyaan tersebut, Rasulullah pun bertanya, "Bukankah orang ini hidup satu tahun setelahnya dan mendapatkan bulan Ramadhan lalu ia berpuasa? Mereka menjawab, 'Betul,' Bukankah Ia juga telah mengerjakan shalat ini dan itu dengan beberapa sujud dalam setahun?" Mereka menjawab, "Betul," Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali bersabda:

"Sungguh, sangat jauh perbedaan antara keduanya (dalam kebajikan) bagaikan antara langit dan bumi." (HR. Ibnu Majah, no; 3925, Ahmad, no: 1349, hadis dari Thalhah bin Ubaidillah dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Namun para ulama menjelaskan kedudukan yang mulia tersebut hanya bisa diraih oleh mereka yang sungguh-sungguh dan mengikuti Rasulullah dalam beramal di bulan Ramadhan.

Oleh karena itu pada kesempatan kali ini khatib akan menyampaikan beberapa prioritas yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

1. Menjaga Niat

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Ibnu Hajar Al-Asqolani menjelaskan yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah Ta'ala. Jika seseorang berniat demikian, ia tidak akan merasa berat dan tidak akan merasa lama ketika menjalani puasa."

2. Tidak hanya menjaga diri dari pembatal puasa tapi juga menjaga dari pembatal pahala puasa 

Ini yang sering dilalaikan manusia, para ulama menyebutnya syiamul awam. Puasanya orang-orang yang awam.puasanya orang yang awam adalah mereka meninggalkan pembatal-pembatal puasa namun tidak meninggalkan pembatal pahala puasa.

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR. Ath Thobroniy) "

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan." (HR. Bukhari no. 1903).

3. Menjaga Shalat Wajib

Tidak sedikit kita saksikan di tengah-tengah kaum muslimin, ketika menjalani puasa, masih ada saja yang meninggalkan shalat. Mereka sangka bahwa shalat dan puasa adalah ibadah tersendiri. Jika salah satu ditinggalkan, maka dikira tidak berpengaruh pada yang lainnya. Di sini kami akan buktikan bahwa shalat pun jika ditinggalkan dapat mempengaruhi puasa. Bahkan puasa tersebut bisa rusak jika seseorang meremehkan perkara shalat.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin --rahimahullah-- pernah ditanya : Apa hukum orang yang berpuasa namun meninggalkan shalat?

Beliau rahimahullah menjawab, "Puasa yang dilakukan oleh orang yang meninggalkan shalat tidaklah diterima karena orang yang meninggalkan shalat adalah kafir dan murtad

 "Pembatas antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim no. 82)

Sudah selayaknya seorang muslim menjaga amalan shalat agar amalan lainnnya pun menjadi teranggap dan bernilai di sisi Allah. Kadar Islam seseorang akan dinilai dari penjagaan dirinya terhadap shalat
4. Menyibukan diri dengan ibadah yang mendapat perhatian khusus di bulan Ramadhan

 Diantaranya

Memperbanyak bacaan Alquran 

Sebagaimana kita ketahui, bulan ramadhan adalah bulan Al Qur'an (Syahrul Qur'an). Nabi kita; Muhammad shallallahu ' alaihi wa sallam menyimakkan hafalan Quran beliau kepada malaikat Jibril di bulan ramadhan.

Terutama membaca alquran adalah sarana ibadah yang paling cepat untuk mengumpulkan pahala

"Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf." (HR. Tirmidzi)

Memperbanyak sholat malam.

Karena Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari, no. 2008, dan Muslim, no. 174)

Memperbanyak sedekah

Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma bercerita tentang kedermawan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam di bulan ramadhan,

 "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan; saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur'an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus." (HR. Bukhari, no.6)

Salah satu bentuk sedekah yang dapat kita optimalkan di bulan Ramadhan ini adalah memberi makan buka untuk orang yang puasa. Hal ini amalan yang tak ringan pahalanya. Nabi shallallahu alaih wasallam bersabda,

 "Barangsiapa yang memberi buka puasa orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan semisal pahala orang yang puasa itu; tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun." (HR. Tirmidzi).

Namun dibalik berbagai keistimewaan amalan di bulan Ramadhan, terdapat pula ancaman bagi kita apabila kita tidak memanfaatkan Ramadhan dengan baik.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda,

 "Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni." [HR. Ahmad, shahih]

Semoga kita senantiasa bisa memanfaatkan nikmat Ramadhan yang masih diberikan Allah kepada kita.

 Baarakallaahu lii wa lakum fil quraanil 'adziim, wa nafa'anii wa iyyakum bimaa fiihi minal aayati wa dzikril hakiim. Aquulu qaulii haadzaa wastaghfirullaahal'adziima lii wa lakum wa lisaa-iril muslimiina, fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuururrahiim. 

Khutbah Kedua:

Innal hamdalillah
Nahmaduhu wanasta'inuhu wa nastaghfiruhu
Wana'udzubillahi min syururi anfusinaa
Wamin sayyi-ati a'malinaa
Man yahdihillahu falaa mudhillalah
Waman yudhlil falaa haadiyalah

Wa asyhadu alla ilaha illallah
Wahdahulaa syariikalah
Wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh

Allahumma shali 'ala muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wa man tabiahum bi ihsanin ilaa yaumiddiin
Yaa ayyuhalladziina aamanuuttaqullaha haqqa tuqaatih

wa laa tamuutunna illa wa antum muslimuun

Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu'miniina wal mu'minaat. Al ahyaa'I minhum wal amwaati, Rabbana la tuzigh qulubana ba'da idz-hadaitana wa hablana min ladunka rahmah. Robbana 'aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa 'adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil 'aalamiin.

Wa Shallahu Ala Nabina Muhammadin wa ala ilahi wasohbihi waman tabi ikhsani ilayaumidin

Wa akhiru da'wana anilhamdulillahirabbil alamin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun