"Atas keputusan, kebijakan & tindakan yg kita lakukan - tanpa menyalahkan orang lain - Alhamdulillah kita bisa selamatkan ekonomi kita," ujarnya.
"Terimalah ucapan terima kasih saya & tetaplah bersabar jika apa yg kita lakukan dgn sungguh-sungguh dulu, kini dgn mudah disalahkan," kata SBY.
Seperti sudah kita maklumi, kelebihan SBY dibanding dengan Jokowi adalah kemampuan dia berimprovisasikan personifikasi dirinya. Dalam hal tuduhan menteri Jokowi, justru SBY melawannya selain mengajak berempati dari menteri-menterinya dulu, juga dengan cara  menyalahkan dirinya. Bahwa benar kebijakan pemerintahan sebelumnya adalah tanggung jawabnya dan tak perlu menyalahkan pemerintah sebelumnya.
"Biarlah Tuhan & rakyat yg menilai, apa yg kita lakukan & ikhtiarkan utk mengatasi persoalan bangsa di masa pemerintahan saya dulu," ujarnya.
Pernyataan atau boleh disebut jawaban dari tuduhan menteri Jokowi dianggap sebuah umpan balik atau sindiran kepada Jokowi dan menteri-menterinya untuk tidak selalu menyalahkan pemerintah sebelumnya. Biarlah pemerintahan lalu urusan masa lalu, sekarang tentunya, sudah merupakan kewajiban pemerintah yang baru. Kalau ada kekurangan mestinya diperbaiki, bukan menimbulkan kebijakan baru. Sudah ada BPJS, eh munculnya KKS. Kalau caranya seperti itu, kapan negeri ini bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi. Itu hanya sedikit pendapat penulis mudah-mudahan sama dengan apa yang dipikirkan SBY. Pada prinsipnya, pendapat SBY pun demikian, seperti apa yang di twit dibawah ini.
"Prinsip kepemimpinan yg saya anut - pantang menyalahkan baik pendahulu maupun pengganti saya. Tabiat menyalahkan tak baik & tak arif," kata politisi Partai Demokrat itu.
"Saya jg tak suka menyalahkan pendahulu. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur & Ibu Megawati, semua ingin berbuat yg terbaik," ujarnya.
Jokowi dan menteri-menterinya perlu belajar dari SBY, Tak perlu menyalahkan, tapi mari saling memperbaiki segala kekurangan yang ada. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H