Mohon tunggu...
Ridmahsyah Widiyasari
Ridmahsyah Widiyasari Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

Mahasiswa pun bisa berkarya tanpa melihat apa jurusan pendidikannya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengapa Harus Menunda Kalau Bisa Segera!

30 November 2019   22:18 Diperbarui: 30 November 2019   22:20 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pelajar atau mahasiswa sering menunda-nunda suatu pekerjaan, padahal saat itu mereka tidak mengerjakan apapun. Alasannya, waktunya masih panjang. Contohnya, membuat makalah.

Sesuai jadwal makalah itu dikumpul pekan depan. Jadi, mereka memiliki waktu 7hari untuk mengerjakannya. Karena, tujuh hari itu dinilai waktu yang lama, sehingga mereka menundanya.

Mereka mungkin berpikir mengerjakan tugas itu biasa dilakukan dalam dua hari. Sialnya, ketika makalah itu mulai dikerjakan mereka menemukan kesulitan sehingga waktu dua hari itu tak cukup. Walhasil, makalah tidak selesai pada waktu yang telah ditetapkan.

Menunda-nunda adalah suatu kebiasaan yang sering dilakukan seseorang. Kebiasaan ini dinilai hanya masalah kecil tetapi jika tidak segera di atasi maka akan berpengaruh besar baik kepada diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Menunda-nunda dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah mengulur-ulur waktu atau memperlama peroses pengerjaanya.

Dari hasil wawancara penulis terhadap 3 mahasiswa, terdapat perbedaan pendapat antara narasumber yang satu dengan sarasumber yang lainnya. Menurut dua mahasiswa, alasan mereka menunda mengerjakan suatu pekerjaan karena menilai waktu pengerjaannya masih lama. Sementara seorang narasumber lainnya mengatakan alasan menunda pekerjaan karena ada pekerjaan yang sedang dikerjakan.

Sepengetahuan penulis, menunda-nunda adalah aktivitas yang hanya membuang-buang waktu demi memprioritaskan kegiatan yang kurang bermanfaat sehingga membuat pekerjaan tersebut menjadi terus menumpuk padahal lebih baik dikerjakan segera agar dapat megerjakan perkerjaan yang lain yang lebih bermanfaat.

Dari pada hanya berhura-hura, nongkrong, dan bermalas-malasan, yang sebenarnya hanya membuang-buang waktu. Seperti yang di tegaskan oleh Ernest Newman, seorang kritikus musik inggris beliau mengatakan,

"Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi".

Dari motivator tersebut bisa menjadi tolak ukur mahasiswa untuk tidak mencoba menjadi seseorang yang suka menunda-nunda karena ketika mahasiswa mulai menunda pekerjan apalagi sudah terbiasa susah untuk bisa merubah kebiasaan buruk tersebut.

Hal ini dapat diatasi, jika mahasiswa mengerjakan pekerjaan dengan menggunakan skala prioritas. skala prioritas adalah sebuah target yang mana mendahulukan pekerjaan dengan melihat tingkat kesukarannya, biasanya mahasiswa mendahulukan yang pekerjaan yang lebih mudah terlebih dahulu Lalu kemudian mengerjakan yang sukar, tujuannya agar semua pekerjaan bisa diselesaikan. 

Tetapi menurut hasil wawancara penulis, banyak orang yang kurang paham membuat skala perioritas tersebut. Umumnya, mahasiswa membuat skala perioritas pekerjaan hanya berdasarkan deadline pekerjaan itu. Mahasiswa tidak menjadikan tingkat kesulitan mengerjakan suatu pekerjaan itu dalam menetapkan skala perioritas.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa Alasan mengapa mahasiswa suka menunda-nunda pekerjaan:
1.     Tidak memiliki perencanaan yang sistematis dalam mengerjakan pekerjaan
2.     Kurangnya pemahan mengenai teknik pengerjaan
3.     Tidak paham membuat skala prioritas kerja
4.     Tidak mengetahui tujuan yang jelas dilakukannya pekerjaan terebut
5.      Terlalu remeh dengan pekerjaan tersebut
Efek dari menunda-nunda pekerjaan itu sendiri, dari hasil wawancara yaitu pekerjaan tersebut menjadi menumpuk dan berefek pada kecemasan. Cara mengatasi kecemasan itu menurut masing-masing narasumber memiliki perbedaan pendapat.

Menurut narasumber yang pertama Saat kerjaan menumpuk cara mengatasinya berusaha keras untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut agar bisa dikumpulkan tepat waktu dan tetap optimis bahwa pekerjaan itu bisa terselesaikan. Sedangkan menurut narasumber kedua mengerjakan pekerjaan yang menumpuk tersebut dengan mengerjakan tugas tersebut sampai larut malam.

Menurut  Timothy Pychyl, Profesor di Carleton University, Ottawa, Kanada melihat  procrastination sebagai  perilaku lari dari tanggung jawab tugas yang menanti mereka. Tersimpan perasaan takut atau cemas,sehingga untuk mengurangi hal tersebut, mereka memilih melakukan kesenangan yang memberi kepuasan sementara (gratifikasi).

Pendapat Ahli Psikologi Tentang Kebiasaan Menunda PekerjaanMenurut ahli neuropikologi klinik Dr. Jacen Lee dari pusat Neorupsikologi Klinik Hong Kong mengatakan"penunda-nundaan bisa karena ketakutan atau kecemasan" misalnya takut melakukan hal buruk dalam ujian matematika sekalipun sudah belajar keras untuk itu, mungkin menghindari belajar sama sekali dan menerima kegagalan sebagai nasib bukan hanya sebagai suatu kemungkinan.

Namun, ini berarti para mahasiswa tidak pernah berhasil dalam segala hal, karena kurangnya kepercayaan terhadap diri sendiri.

Dampak Menunda-nunda
Kebiasaan Menunda-nunda suatu pekerjaan memiliki dampak atau mempengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar diantaranya yaitu:
1.     Karena terburu-buru, hasil kerjaan jadi kurang maksimal.
2.     Telah jadi kebiasaan, prokrastinasi membuatmu kehilangan kesempatan
Secara perlahan tapi pasti, prestasi mengalami kemunduraan
3.     Menurunnya kesehatan fisik dan mental karena memaksakan diri mengerjakan tugas sampai larut malam. Belum lagi stres, rasa bersalah serta tertekan ikut mengambil peran dalam merusak kesehatan mental. (IDN-Times Bali).

Cara Mengatasi Kebiasaan Menuda-nunda Pekerjaan
Dari segi mengatasi  pekerjaan yang menumpuk narasumber memiliki pendapat yang bervariasi menurut narasumber pertama berpendapat bahwa  mahasiswa akan berpikir bagaimana agar pekerjaan ini selesai dalam waktu singkat dan meminta bantuan kepada teman agar lebih cepat selesai.

Sedangkan menurut narasumber kedua berpendapat saat pekerjaan itu menumpuk, narasumber mengatasinya dengan mengerjakan mana yang ia sukai, yang lebih mudah, dan lebih sedikit pekerjaannya.

Menunda-nunda bukanlah sikap yang tidak bisa diubah atau diatasi, (Dikutip dari buku working smart by MichaelLe Boeuf,ph.D.2000). Cara mengatasi kebiasaan menunda-nunda yaitu antara lain:

1.     Sadari dan akuilah bahwa penundaan merupakan suatu cara hidup yang tidak ada manfaatnya. Bahkan banyak merugikan kita dengan menunda pekerjaan tersebut.
2.     Tetapkanlah tugas-tugas yang tampaknya terlalu besar atau berat dan pecalah menjadi beberapa tugas kecil.
3.     Hadapilah tugas-tugas yang tidak menyenangkan secara sunguh-sungguh atau masalah yang sulit dengan meluangkan waktu sedikit , misalnya 5 atau 10 menit secara berkala , kemudian laksanakan tugas saat itu juga dan berhentilah bekerja apabila waktunya habis.

Seperti yang dikatakan oleh. Mario Teguh, jangan beri kesempatan pada diri sendiri untuk menunda-nunda sesuatu yang harus dilakukan. Pastikan untuk segera bertindak seperti yang telah anda putuskan. Ia juga mengingatkan orang yang menyesal tapi belum berubah, adalah sesungguhnya orang baik yang sedang menunda kebaikannya.

Dari motivator tersebut dapat penulis simpulkan bahwa, untuk apa menunda suatu pekerjaan yang bukan membuat beban  lebih ringan dan tidak memiliki manfaat apapun , malah membuat beban lebih berat dengan pekerjaan yang menumpuk tersebut.

Alhasil pekerjaan tidak maksimal, timbul rasa kecemasan, berdampak pada memburuknya kesehatan karena terlalu larut mengerjakan tugas yang menumpuk. Jadi bertindaklah segera tanpa harus menumpukkan pekerjaan tersebut terlebih dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun