Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Koffie Drinken 12: Mendaftar di Rotterdamse Handelshogeschool

25 Juli 2020   01:56 Diperbarui: 25 Juli 2020   01:49 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehari setelahnya, Hatta bersama dengan Darmawan Mangoenkoesoemo berangkat dengan trem ke stasiun, pukul 20.30 naik kereta jurusan selatan. Darmawan ke Delft, Hatta turun di Den Haag.

Darmawan naik kereta api sepuluh menit lebih lama dari pada Hatta. Keesokan harinya merupakan Senin ketiga di bulan September, semua universitas dan sekolah tinggi dibuka. Hatta berangkaat ke Rotterdam pada pukul 09.00 pagi untuk mencatatkan diri sebagai sebagai mahasiswa di Rotterdamse Handelshogeschool. Sebelum ke Hogeschool, dan pergi dahulu ke Bank Mees & Zoon untuk membayar uang kuliah untuk tahun 1921-1922. Banyaknya f 200.

Hatta menyempatkan diri untuk berjalan-jalan dahulu di taman yang letaknya dekat Sungai Maas. Pada taman itu ada suatu tenda kecil, tempat dimana orang menjual minuman, roti dan lain-lain.

Ia duduk dan memesan minuman segelas susu untuk melegakan dahaganya. Hatta terlibat suatu obrolan yang membuat pedagang itu kagum dengan penguasaan bahasa Belanda yang dimiliki oleh orang yang bukan berdarah Belanda. Sesudahnya Hatta langsung menuju ke Hogeschool kira-kira pukul 12.00.

Ia menyerahkan kuitansi yang didapat dari Bang Meess & Zoon sebagai bukti bahwa ia sudah membayar uang kuliah tahun 1921-1922.

Saat Hatta menunggu di luar, datang seseorang mendekatinya. Ia memberi salam dan memperkenalkan diri. Namanya Raden Mas Hidajat, mahasiswa ekonomi tinggat ketiga. Ia mengajak Hatta untuk menjadi anggota Corps. Perkumpulan mahasiswa yang terbesar.

Hatta menjawab bahwa hal itu sudah terpikirkan olehnya, namun karena biaya keanggotannya terlalu mahal untuk kantongnya, Hatta sangat menyesal tidak sanggup menjadi anggota Corps.

Sebab semua yang direncanakan Hatta berubah karena Mak Etek Ayub yang semula membiayai pendidikannya terkena masalah hutang di Betawi, dan apa yang sebelumnya sudah direncanakan oleh Hatta tidak bisa dilaksanakannya dengan maksimal.

Setelah selesai dari pembicaraan mengenai sekolah dan Corps, Hidajat mengajak Hatta untuk ke kantin. Sekedar makan siang dan menikmati kopi.

Di sana makan tengah hari dikenal dengan istilah koffie drinken. Hidajat juga memperkenalkan Hatta dengan Jacobs, seorang mahasiswa tingkat tiga lulusan dari PHS di Batavia pada tahun 1919.

Pada pukul 13.15, Hatta diterima oleh Rektor Magnificus Prof. De Vries, yang bermula dengan menanyakan tempat asal Hatta. Selanjutnya Prof. De Vries menerangkan bagaimana seorang yang baru tamat sekolah menengah belajar pada sekolah tinggi.

Ia terangkan bahwa titik berat pelajaran di sekolah tinggi ialah belajar sendiri. Guru besar dan dosen lainnya hanya memberi bimbingan dan memberi petunjuk tentang metode cara bagaimana memecahkan suatu masalah.

Hatta mendengarkan penjelasan itu selama seperempat jam. Dari Gedung Handleshogeschool, Ia langsung pergi ke sebuah toko buku yang terkenal di Rotterdam, De Westerboekhandel.

Hatta mulai memesan buku-buku utama yang terlebih dahulu harus di oelajari di Handelhogeschool, seperti Taussig, Principles of Economics; Harley Withers, The Meaning of Money; Gerstner, Bylananalyse; Mr. T.M.C. Asser, Schets van liet Nederl. Handelsrecht, dan dua-tiga buku lainnya.

Hatta melakukan sebuah perjanjian dengan De Westerboekhandel bahwa buku-buku itu akan diangsur membayarnya tiap-tiap bulan sebesar f 10.

Hatta dapat memesan terus sampai jumlah semuanya tidak lebih dari f 150. Dengan perantaraan De Westerboekhandel, Hatta juga bisa berlangganan majalah-majalah yang perlu dibacanya, seperti De Economisch Statistische Berichten dan De Economist.

Dengan perantaraan toko buku itu juga Hatta memasang advertising untuk mencari kamar yang dapat disewanya selama bersekolah di Rotterdam. Dua hari setelahnya ada sekitar 20 buah surat datang ke tempat tinggal sementara Hatta di Den Haag.

Semuanya menawari kamar dengan berbagai ukuran dan fasilitas. Hatta memilih kamar yang tidak terlalu jauh dengan Rotterdamse Hogeschool, yang dapat ditempuh dengan jalan kaki kira-kira 20 menit. Sewanya dengan makan tiga kali sehari dikenai biaya f 130. Kamar itu mulai dihuni oleh Hatta pada permulaaan Oktober 1921.

By : Riau1
By : Riau1

Waktu datang ke Rotterdam, niat dalam hati Hatta adalah untuk menambah pengetahuan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, Hatta mengikuti pelajaran bagian Ekonomi Kolonial dengan tiada melepaskan pelajaran tentang Sejarah Ekonomi dan Organisasi Ekonomi.

Dari semula Hatta tekun mempelajari sendiri buku-buku yang diwajibkan seperti Taussig dan Gerstner. Buku-buku yang sulit dipelajari Hatta waktu malam, yang agak mudah dipelajarinya di siang hari pada waktu-waktu senggang. Hatta mengatur waktu sedemikian rupa dengan harapan dapat mengikuti ujian tepat pada waktunya.

Pada Selasa ketiga bulan September Hatta sudah memulai pendidikannya di Rotterdam, ada mata kuliah yang sifatnya wajib dan ada yang fakultatif, ada yang merupakan kuliah tambahan saja sebagai perluasan pandangan. Hatta sangat tertarik dengan mata kuliah Tata Negara yang diajarkan oleh Profesor Oppenheim, yang menjadi Ketua Perkumpulan Otonomi untuk Hindia Belanda.

Prof. Oppenheim awalnya adalah Guru Besar Tata Negara di Leiden dan Guru Besar Luar Biasa untuk ilmu itu di Rotterdam. Beberapa tahun sebelum Hatta sampai di Rotterdam, ia sudah menundurkan diri sebagai guru besar karena umurnya sudah menginjak kepala 7.

Namun atas permintaan banyak mahasiswa, kelasnya di Rotterdam diteruskannya dengan nama "Ceramah Profesor Oppenheim" tentang Ilmu Tata Negara.

Caranya memberi kuliah sangat menarik, sayangnya Prof. Oppenheim mengehntikan kelasnya pada akhir tahun pelajaran 1921-1922 karena umurnya sudah genap 76 tahun. Hanya setahun saja Hatta dapat mengikuti kelasnya tersebut.

Pada kelas Ekonomi, Hatta mendapatkan kuliah dari Profesor F. De. Vries. Ia mengajarkan pokok-pokok Ilmu Ekonomi yang waktu itu disebut dengan "Ekonomi Teoritika". Logikanya, susunan kalimatnya, sangat menarik perhatian sehingga mata kuliah itu dipandang di Rotterdam sebagai pusat Illmu Ekonomi.

Pengajaran Ekonomi dibagi menjadi dua tingkat, pertama pada pendidikan kandidat dan kedua pada pendidika doktoral. Keduanya harus dicapai untuk bisa mencapai gelar doktorandus.

Pendidikan kandidat juga terbagi menjadi dua lagi, yang pertama golongan pendidikan biasa atau umum yang mana akan mepelajari mengenai Sejarah Ekonomi dan beberapa bagian dari Organisasi Ekonomi, dan yang kedua disebut dengan pendidikan Ekonomi Kolonial.

Dimana di dalamnya wajib juga mempelajari mengenai lima mata pelajaran spesial yang berhubungan dengan Hindia Belanda, yaitu Ekonomi Kolonial, Politik Kolonial, Etnologi, Pengetahuan Barang, Teknologi dan Kimianya, serta Bahasa Melayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun