Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cangkir Kopi: Emosi dan Hati Nurani

22 Juli 2020   04:30 Diperbarui: 22 Juli 2020   04:20 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan tersebut dikarenakan adanya bagian-bagian otak tersebut di dalam dirinya. Manusia mengalami metamorfosis paling tinggi pada dirinya, yaitu dimana ketika manusia mulai menyadari bahwa dirinya merupakan makhluk yang tersusun berdasar kesempurnaan alam. Dimana manusia terlahir ke bumi sebagai bagian tertinggi dari proses evolusi makhluk hidup dalam kehidupan di bumi.

Diri manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh berbagai kalangan, yang paling terkenal adalah tinjauan dari kaum Agamawan dan para Filosof Timur. Yaitu bahwa diri manusia terdiri dari 3 bagian, Jasad, Jiwa dan Ruh. Sementara dalam tinjauan lain disebut juga dengan sisi Biologis, Psikologis dan Ideologis. Juga dikenal dengan Materialis, Emosionalis dan Filosofis. Kita boleh menggunakan yang mana saja, yang pasti ketiganya saling terhubung satu sama lain dan berada di dalam seorang diri manusia termasuk saya dan anda.

By : Aji Narkoba
By : Aji Narkoba

Yang menarik adalah dalam perkembangan terakhir juga sering disebut-sebut bahwa ada bagian lain dari diri manusia yang belum disebutkan, yaitu hati. Pembahasan mengenai hati ini menjadi pembahasan panjang yang bahkan sampai hari ini masih menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan.

Saya sendiri tidak tahu harus memulainya dari mana, hanya saja hati dalam gambaran umum sering digambarkan letaknya berada di dada. Hati yang berada di dada, disebut juga dengan Liver. Yaitu organ dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai penetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh atau bisa dikatakan juga sebagai filter nutrisi. Sementara hati yang dimaksud oleh kalangan ruhaniawan adalah hati yang digunakan manusia untuk meyakini keberadaan Tuhan dan ajaran agama-agama, Hati Nurani.

Yang menarik adalah pengalaman saya mengenali emosi di dalam diri manusia. Dimana secara keseluruhan kita semua ketika terpacu emosinya, baik dalam kondisi marah, senang, bahagia, sedih, jatuh cinta dan lain sebagainya, merasakan sesuatu yang berbeda di dada. Jantung berpacu lebih cepat memompa darah, paru-paru memompa lebih intens dan cepat yang menjadikannya cenderung pendek. Organ-organ dalam tersebut bekerja berdasarkan perintah dan informasi yang diterima dari Otak. Dimana dalam kondisi marah misalkan, seseorang detak jantung dan pompaan paru-parunya akan bergerak lebih cepat, hal itu dikarenakan saat amarah meluap aktifitas memusat di ruang kendali perasaan yang ada di bagian otak limbik (mamalia). Otak mamalia bekerja aktif dalam kondisi itu dan menghisap habis oksigen yang dikirim untuk seluruh otak, sehingga bagian otak yang lain kekurangan oksigen. Otak Reptil secara langsung mengirimkan informasi kepada jantung dan paru-paru untuk mengirimkan oksigen dalam darah dengan cepat. Ini menyebabkan jantung dan paru-paru bekerja lebih keras dibanding dengan kondisi normal.

Otak bagian lain yang kekurangan oksigen tidak mampu bekerja maksimal, sehingga yang aktif adalah otak bagian emosional saja. Ini sejalan dengan yang dikatakan oleh beberapa orang dari kalangan Ruhaniawan, yaitu ketika Emosi (Hawa Nafsu) memuncak maka akal sehat akan meredup. Dan dalam realitasnya memang terjadi demikian, yaitu orang yang terbawa amarah emosionalnya tentu akan kehilangan kendali akal sehatnya dan melakukan tindakan-tindakan yang cenderung negatif. Tindakan negatif inilah yang disebut tindakan yang berlawanan dengan hati nurani.

Kita boleh kumpulkan sekian audiens untuk melakukan penelitian, yaitu bagaimana kondisi mereka ketika hendak melakukan sebuah tindakan kejahatan. Mencuri, misalnya. Kondisi yang akan terjadi adalah kondisi yang sama dengan kondisi di atas. Yaitu, sisi emosional yang mengambil alih sisi logika rasional pada diri seseorang. Sudah tentu hal itu bertentangan dengan pengetahuan manusia mengenai tindakan-tindakan kebaikan. Pertentangan ini dipengaruhi oleh kondisi emosional semisal kebutuhan terhadap sesuatu dan lain sebagainya. Dalam kondisi mendesak seseorang akan cenderung memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya, hal ini sering disebut dengan kondisi gelap mata atau khilaf.

Menariknya dari Hati Nurani adalah bahwa ada kata Nur disana. Nur berarti Cahaya, dalam pandangan Filosofis Cahaya bisa bermakna Ilmu Pengetahuan atau Hikmah Kebijaksanaan. Sementara orang yang berbuat kejahatan karena tekanan atau terpaksa disebut sebagai gelap mata. Kegelapan ini terjadi karena tiadanya cahaya di dalam hati seseorang. Atau bisa juga dikatakan bahwa seseorang tersebut tidak mampu mengendalikan emosinya, sehingga akalnya tidak bisa berpikir sehat dengan Pengetahuan dan Kebijaksanaan.

Dalam suatu kajian seorang guru pernah menyampaikan sebuah perkataan penuh Hikmah mengenai cara melembutkan hati yaitu dengan menangis.

"Menangislah, karena tangisan mampu melembutkan hati."

Hati yang keras itu seperti batu, dimana cahaya tidak dapat menembus batu yang keras dan padat. Sementara hati yang lembut karena tangisan, laksana air terjun yang dapat ditembus oleh Cahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun