Mohon tunggu...
Ridho Rasyanda
Ridho Rasyanda Mohon Tunggu... -

Part-time Writer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meniti Secercah Asa Bagi Kaum-kaum Luar Biasa

5 Desember 2016   07:12 Diperbarui: 5 Desember 2016   07:19 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2 Perbedaan Konseptual Difable dan Disable || Sumber: WHO (World Health Organization); Pribadi, 2016

Selain itu, juga dibuat jalur penyeberangan yang memadukan antara zona merah keselamatan yang dipinggirannya diberikan guiding blockyang berfungsi sebagai jalur pemandu bagi difabel. Zona merah keselamatan ini juga dimaksudkan agar pengendara dapat berhati-hati dari kejauhan untuk sesegera mungkin mengurangi kecepatan ketika akan melintasi jalur penyeberangan ini.

Gambar 3 Rancangan Pedestrian Waysyang Memadukan Tekstur Garis-garis dan Bulat Bagi Penyandang Difabel || Sumber: Ilustrasi Pribadi, 2016
Gambar 3 Rancangan Pedestrian Waysyang Memadukan Tekstur Garis-garis dan Bulat Bagi Penyandang Difabel || Sumber: Ilustrasi Pribadi, 2016
Gambar 4 Rancangan Jalur Penyeberangan yang Ramah Bagi Normal dan Difabel || Sumber: Ilustrasi Pribadi, 2016
Gambar 4 Rancangan Jalur Penyeberangan yang Ramah Bagi Normal dan Difabel || Sumber: Ilustrasi Pribadi, 2016
Pada akhirnya, entah bagaimanapun caranya kelak, pemenuhan kebutuhan kaum difabel di ruang publik harus mampu menjadi perhatian khusus bagi semua pihak. 

Tak perlu muluk dan tak perlu melulu ratifikasi kebijakan pro kaum difabel sana sini yang berkepanjangan, yang terpenting adalah bagaimana membuat para kaum difabel mampu merasa setara dengan kaum normal serta mampu memenuhi asa dan kebutuhan mereka untuk mampu bergerak dan memiliki mobilitas bebas dalam ruang publik. Karena sesungguhnya pemenuhan aktualisasi diri seperti yang dicetuskan Maslow dalam hierarkinya bukan hanya milik kaum normal semata, namun sepenuh-penuhnya juga milik kaum-kaum luar biasa yang turut memiliki asa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun