Mohon tunggu...
Riddho Pahlevi Wachid
Riddho Pahlevi Wachid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Personal Story Telling

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Sepatu" Pilihan Jokowi

27 Februari 2018   09:52 Diperbarui: 27 Februari 2018   15:49 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo sumber gambar kabar24.com

Genderang Politik Sudah ditabuh, secara pribadi, saya mengakui peran Putra Sulung Mantan Presiden Megawati memang luar biasa. Sebagai kepala situation room PDI Perjuangan, pak Prananda tau, kapan momentum tepat untuk mendorong Ketum PDI Perjuangan mencalonkan kembali Presiden Jokowi.

Kasus Pilkada DKI Jakarta dan Pilgub NTT, membuat PDI Perjuangan Cepat berbenah.

HEBAT!!

Lebih dulu di deklarasikan oleh beberapa Partai Politik, Presiden Jokowi diharapkan mampu menggeret elektabilitas dan digunakan sebagai nilai tawar elektoral kepada masyarakat.

Tercatat :

  • PKPI
  • NASDEM
  • HANURA
  • GOLKAR
  • PPP
  • PSI
  • PERINDO

Setidaknya mereka menambahkan "embel -- embel mendukung jokowi dengan berbagai kepentingan, meskipun beberapa tidak terlihat.

Ketua Umum PDI Perjuangan yang seringnya memilih Injuri Time pun, akhirnya memutuskan melalui Rakernas PDI Perjuangan di Bali pada hari Jum'at 23 Februari 2018 mengusung kembali Jokowi sebagai Calon Presiden 2019 Mendatang.

Ketentuan ini mungkin dengan pertimbangan dan kajian serius, siapa pendorong keputusan yang "sepertinya" harus diambil saat ini juga?.

Berkaca pada 2009, Partai Demokrat saat itu menjadi pemenang pemilu dan mengusung kembali Pak Susilo Bambang Yudhoyono untuk periode ke 2, sayangnya. Langkah tersebut tidak diimbangi dengan perform legislator DPR RI Demokrat dan suksesor PD pada 2014, moment itu akhirnya jatuh pada Presiden Jokowi.

Jika 2019 mendatang di ibaratkan sebagai sebuah pertandingan, maka pertandingan ini menentukan bagaimana Jokowi bisa menuntaskan janji kampanye pada 2014 yang lalu.

Presdien Jokowi akan tahu, sepatu mana yang membuatnya nyaman tanpa ada penghambat jalannya untuk berlari, entah itu tali sepatu yang terlepas, atau sol sepatu yang keras sehingga tidak nyaman saat digunakan untuk berlari.

Tafsirnya? Bebas bagaimana kita mentafsirkannya secara personal.

Untuk hal ini, jokowi akan lebih tenang jika di beri "kebebasan" memilih pembantu untuk mensuksekan kinerjanya.

Seperti yang sudah banyak kita saksikan, banyak "bakal calon" sudah di narasikan serta sudah bersolek dengan menawarkan "bonus" saat dipilih, pilihannya beragam, mulai dengan basis masa A, penghargaan internasional, sampai dengan kekuatan "koneksi dan jaringan" siapa tau?, sekali lagi ini hanya asumsi.

Yang menarik adalah PDI Perjuangan tidak serta merta mencalonkan Jokowi lengkap berpasangan dengan Calon Wakil Presiden. Membiarkan posisi "cawapres" untuk "gaduh" adalah pilihan yang tepat.

Mengapa PDI P mencalonkan Presiden Jokowi kembali di moment yang terbilang masih jauh?

Asumsi saya :

  • Membaca narasi HOAX yang akan muncul setelah ini.
  • Melihat konsistensi dukungan Partai Politik yang lebih dahulu mencalonkan Presiden Jokowi
  • Membaca manuver politik dan elektabilitas Partai Politik lain setelah Presiden Jokowi dicalonkan kembali oleh PDI Perjuangan.

Dengan mudahnya 3 point diatas akan lebih cepat disanggah, ketimbang energi dihabiskan untuk menyanggah saat Proses Kampanye Presiden Mendatang.

Siapapun rekan bertanding Presiden Jokowi dalam perebutan Presiden dan Wakil Presiden mendatang, adalah orang yang mampu membuat narasi serta mengkoreksi beberapa kebijakan Presiden Jokowi dengan Attacking Campaign.

Pak Anis Baswedan kah orangnya? Saya rasa, belum, atau banyak menunggu anis minimal menyelesaikan janji kampanyenya terlebih dahulu, kurang dari satu tahun adalah masa yang terlalu singkat dilakukan Pak Anis Baswedan untuk "promosi" meskipun perangkatnya, sudah mulai disiapkan.

Betul nggak mas Pandji Pragiwaksono ? eh, nggak ada yah Masnya disini, maafkan mas atas pencatutan namanya.

Saya asumsi kan matematika sederhanya mungkin bisa digambarkan  dengan seperti ini  :

kandidat 1 an + bn  

= (Positif / Negatif) ?

kandidat 2 an + bn        

Yang tidak terduga seringnya  seperti ini :

 kandidat 1 an + (bn)m  

= (Positif / Negatif) ?

kandidat 2 an + (bn)m                

Note :        a : Presiden

                     b : Wapres

Jika, kedepan Presiden Jokowi masih di pengaruhi oleh asumsi matematis diatas maka, proses untuk running periode ke dua akan mengalami ganjalan cukup, karena kalkulasi matematika seringkali tepat. Namun dipolitik matematika tidak semua bisa digunakan diatas kertas, butuh intuisi yang tajam.

Masalahnya, Jokowi memiliki beban sebagai, kader "akselerasi" PDI Perjuangan mau tidak mau, pasti ada tanggung jawab untuk mempersiapkan Kader PDI Perjuangan selanjutnya pada 2024 nantinya.

Pilihan sepatu Jokowi yang "pas" lah, yang bisa membawa Jokowi mengerjakan janji kampanyenya serta, memberikan tongkat estafet eksekutif dan melanjutkan rancangan untuk memenuhi kebutuhan "Bonus Demografi" dan juga pondasi Indonesia Emas 2045 mendatang.

Jika anda bertanya -- tanya, apakah AHY itu ? saya pastikan jawaban saya, Bukan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun