Mohon tunggu...
Riddho Pahlevi Wachid
Riddho Pahlevi Wachid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Personal Story Telling

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok, Independen dan PDIP, Siapa Paling Diuntungkan?

8 Agustus 2016   10:49 Diperbarui: 8 Agustus 2016   11:00 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilkada DKI menjadi pemberitaan paling menyebalkan yang terjadi memenuhi beranda sosial media maupun pemberitaan media online lainnya. Siapakah Rissing Star yang menjadi buah pembicaraan baik buruk dibalik semua itu?

Yup, Basuki Tjahaja Purnama menjadi salah satu tokoh paling di sorot dalam Pilkada DKI tahun 2017 mendatang, selain sebagai seorang petahana, sosok Ahok dianggap beberapa kalangan sudah tidak layak lagi menjabat Gubernur DKI Jakarta, karenca caranya berbicara atau dianggap telah mengecewakan 1 juta KTP yang sudah terkumpul. 

Cara Ahok menyampaikan diri maju menjadi Gubernur DKI Jakarta melalui Partai Politik tentu membuat sebagian orang bingung, namun hal ini menjadi Political Marketing baru, buat siapapun yang ingin maju menjadi Calon Gubernur DKI Jakata atau pemimpin daerah.

A. Teman Ahok

Menarik jika menyimak perjalanan Politik Ahok dan Teman Ahok, sekumpulan anak muda yang mendedikasikan sebagian waktunya untuk membuat gerakan sadar politik ini "dianggap berakhir tanpa klimaks" lantaran Ahok memutuskan untuk maju sebagai Gubernur DKI Jakarta melalui Jalur Partai Politik. Namun yang sebenarnya terjadi menurut saya tidak demikian.

Relawan Teman Ahok ini rawan untuk dipermasalahkan oleh beberapa kalangan, Anak Muda yang sedang belajar untuk berdemokrasi ini sudah disusupi beberapa orang.

1. Kumpulan Relawan yang mengaku memalsukan KTP

2. Tuduhan Serius Junimart Girsang terhadap Teman Ahok yang menerima 30 M

3. Verifikasi KTP Teman Ahok yang dianggap Janggal oleh Adian Napitupulu

Meski sudah diperkuat keberadaan Putu Arta yang juga mantan Anggota Komisioner KPU tidak membuat Ahok menyerahkan kegigihan anak - anak muda ini untuk di kebiri oleh pihak - pihak lain yang ingin melemahkan dirinya.

Beberapa hal yang akan mungkin menjadi skenario Politik Ahok pada Pilkada 2017 ini mendatang jika dia menjadi bagian dari Calon Gubernur yang maju bersama dengan Heru Budi Hartono sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta lalu menang, maka skenario kedua yang membuat Ahok cemas adalah upaya "kriminalisasi yang mungkin" bisa saja membuat Heru Budi Hartono tidak terbiasa selama menjabat Wakil Gubernur dan ini bisa menjatuhkan ritme kerja dirinya. 

Kemudian jika pada 2019 mendatang, Ahok dipercaya untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019 nanti, Heru Budi Hartono akan menjadi Gubernur DKI Jakarta pertanyaannya siapa Wakil Heru Budi Hartono untuk mengelola Ibu Kota ?.

Ini yang menjadi pokok Pikiran dari Ahok untuk berpikir keras maju menjadi Bagian dari Independen, mungkin ini hanya sekedar analisa saya, mari kita berasumsi ketika kita menjadi Ahok apa yang akan kita pikirkan ketika kita diminta untuk membantu Presiden disaat bersamaan partner kita wakil gubernur rentan untuk di "kerjai".

Dukungan untuk Heru dan "Calon Wakilnya" tidak akan seheboh dukungan Ahok - Heru melalui Teman Ahok, Langkah Politik terjauh mungkin belum terpikirkan oleh Teman Ahok untuk terus Kuat selama 5 tahun kedepan.

B. Memilih jalur Partai Politik

GOLKAR, NASDEM dan HANURA kemana Heru melangkah ? ini menjadi hal paling serius sebenarnya yang "mungkin" saat ini dipikirkan oleh Ahok, Bagaimana tidak Ahok menyadari bahwa Heru adalah orang baru dari jajaran Birokrasi yang selama ini tidak banyak mengurusi langkah Politik, namun hal ini menjadi langkah serius yang harus diketahui Ahok, pasalnya jika benar tawaran Wapres nanti datang Heru harus menerima siapapun calon yang diusulkan oleh ketiga Partai tersebut untuk mendampingi dirinya. 

Bisa saja Heru menjadi "Seterkenal" Tri Risma usai berhasil melepaskan diri dari bayang - bayang Bambang DH, namun apakah heru berani mengambil keputusan yang sama untuk "Berani" ?.

Majunya Ahok melalui jalur politik adalah skenario bagus untuk memberikan PDI Perjuangan kemenangan Ke 2 di Pileg 2019 nanti bagaimana tidak, Sinyalemen Ahok maju bersama Partai Politik ini memberikan "Kode Keras" kepada PDI Perjuangan untuk memberikan Djarot dan dukungan Partai Kepada DIriinya namun beberapa komentar Kader PDI Perjuangan seakan "seperti politisi baru kemarin.

Bagaimana keuntungan PDI Perjuangan pada Pilkada 2019 nanti jika kembali mendukung Ahok?

1. Jika Ahok terpilih menjadi Wapres, Otomatis Djarot naik Gubernur dan PDI Perjuangan sebagai partai pengusung dengan jumlah kursi terbanyak bisa mnegusulkan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta meski hanya akan menjabat 3 tahun masa kepemimpinan mungkin Boy Sadikin bisa menjadi Wagub Bahkan Gubernur DKI Jakarta jika Djarot juga diminta untuk menjadi Menteri nantinya oleh Presiden Jokowi. 

2. PDI Perjuangan memulihkan Citra Negatif dari hasil OTT Damayanti dan komentar - komentar miring Kader - Kadernya di DPR RI yang saat ini menjadi Sorotan lantaran kinerjanya dianggap tidak sebanding dengan pekerjaannya ketika saat mereka kampanye.

3. PDI Perjuangan menjadi Partai Pemenang Pilkada pada 2019 mendatang, bagaimana Bisa ? Jika skenario 1, Ahok akan dijadikan Wapres oleh Jokowi bisa membawa PDI Perjuangan kembali memenangi Pilkada. Bagaimana ini terjadi ?

Merebut Suara PDI Perjuangan sudah mulai dilakukan oleh beberapa Partai Politik seperti Partai Golkar, Deklarasi Dukungan Pencapresan Jokowi pada 2019 nanti bisa membuat Partai ini kembali mengangkat citra positif.

Memilih mendukung Basuki Tjahaja Purnama mantan Kader Golkar di DPR RI menjadikan partai ini berangsur memulihkan citranya dari kasus #Papamintasaham. Kader - Kader Golkar yang pada saat Pilpres kemarin menjadi Tim Sukses Prabowo - Hata dan juga mencalonkan diri sebagai Bakal Cagub DKI seperti Tantowi Yahya dan Nurul Arifin sudah mulai berkurang komentar - komentarnya di Media dan Cenderung berhati - hati karena langkah Strategis yang dilakukan Setya Novanto. Bila mereka tetap muncul bukan tidak mungkin mereka akan menjadi kader yang tersingkir seperti yang terjadi ketika Nusron Wahid mendukung Jokowi - JK pada Pilpres 2014 lalu.

C. Ahok tanpa PDI P

Basuki Tjahaja Purnama bisa dipastikan tidak akan terbeban maju Pilkada DKI Jakarta, banyak yang mengatakan bahwa Ahok akan terkena Jebakan Batman saat dirinya tidak mencalonkan diri melalui jalur Independen. Setelah masa pendaftaran jalur Independen ditutup Partai Politik yang mendukung bisa saja hengkang. Menurut saya ini komentar bodoh, Partai Pendukung tidak ingin kehilangan suara jangka panjang pada 2019 nanti dengan asumsi Partai Labil maka jika Ahok memutuskan maju tanpa PDI Perjuangan 2 hal bisa menjadi pokok pikiran baru.

Ahok Gagal Gubernur

Bila Ahok Gagal Gubernur DKI Jakarta, Jokowi tidak akan tinggal diam untuk membiarkan Ahok menganggur jabatan strategis sudah dipersiapkan untuk Ahok bisa jadi Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara, Atau Kepala Bappenas. Atau mungkin bisa menjadi Ka Bulog seperti keinginan Ahok.

Ahok Menjadi Gubernur

Mempersiapkan Calon Pengganti Heru dari kalangan Parpol atau dari PNS yang disiapkan Ahok untuk menjadi pendamping Heru nantinya bila Ahok benar - benar maju dipasangkan sebagai Wakil Presiden oleh Jokowi.

Bisa jadi nama Jokowi dan Ahok bertebaran mengisi spanduk-spanduk beberapa Partai Politik baik partai lama Golkar, Nasdem, Hanura atau Partai Baru seperti Partai Solidaritas Indonesia, Partai Rakyat Berdaulat.

Jadi keseluruhan Basuki Tjahaja Purnama tetap diuntungkan.

Mari kita beropini secara lisan dan tertulis agar tidak menjadi opini parsial yang muncul sebagian di media sosial.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun